Kini aku sudah didekat ibuk dan waktu ibuk mau buka pintu akupun mencegahnya.
" Buk biar Wawan yang buka buk, ibuk kekamar lalu ganti daster yang panjang buk " Ucapku ke ibuk sambil tanganku meremas remas bokong ibuk dibalik daster yang kupotong super pendek itu.
" Lo bukannya kamu nyuruh Sari menemui budhemu Wan " Ucap ibuk yang tak jadi membuka pintu.
" Dah deh nurut napa sih buk , dah sana kekamar jangan bantah lagi " Ucapku sambil menampar pelan bokong ibuk 5 kali.
" Sari nurut sama kamu Wan, ya udah Sari ke kamar ya Wan " Ucap ibuk lalu salim padaku setelah itu ibuk melangkah menuju kekamarnya, Sempat kulihat sejenak saat ibuk melangkah menuju kamarnya, ada rasa aneh ketika aku melihat ibukku memakai daster super pendek itu, ibuk terlihat seperti lonte yang akan menjajakan tubuhnya ke orang orang, ya ibuk seperti lonte saat ibuk memakai daster sependek itu dan rasanya aku ingin ngentotin ibuk sekarang juga tapi tentu tidak mungkin aku lakukan sekarang karena dibalik pintu ada bu Isna yang hendak menemuiku dan pastinya aku sama bu Isna bakal bersetubuh lagi. Oh ya perihal aku berubah pikiran dan tak jadi menyuruh ibuk menemui bu Isna karena aku punya alasan. yang pertama aku tidak ingin ibuk malu dihadapan bu Isna dengan memakai daster super pendeknya itu, yang kedua aku tau bu Isna akan kaget melihat ibuk dan aku yakin juga bu Isna akan bilang yang enggak enggak ke ibuk, dan ketiga belum waktunya bagiku untuk memberitahukan ke bu Isna kalo ibukku kini sudah jadi istriku dan ntah kapan waktunya tapi pasti akan aku kasih tau ke bu Isna kalo ibukku sudah jadi istriku.
" Wan Wawan buka pintunya Wan " Ucap bu Isna dan aku yang tersadar yang daritadi masing berdiri mematung melihat ibuk lalu aku membuka pintu.
" Kok lama Wan buka pintunya, budhe jadi pegel nih " Rungut bu Isna yang juga ibuk kedua bagiku setelah ibuk dan bu Isna kini sudah masuk kedalam rumah, setelah itu kututup lagi pintu rumahku lalu menguncinya lagi.
" Kok budhe sih bukannya sekarang kita suami istri ya bu Isna " Ucapku sambil memandang ke bu Isna dan dimana bu Isna kini lagi make gamis tentunya juga pake jilbab.
" Emang kamu beneran mau jadi suamiku Wan " Ucap bu Isna yang kini lagi menatapku.
" Maulah bu Isna, lagian ibuk juga dah mereatui hubungan kita lo " Ucapku sambil mendekatkan tubuhku ke tubuh bu Isna dan kini tubuh kami saling berdempetan.
" Apa benar yang kamu Ucapkan Wan " Ucap bu Isna sambil tangannya memegang dadaku yang lagi telanjang, ya memang aku tak pake baju cuma make celana kolor saja.
" Benar bu Isna, coba deh nanti bu Isna tanya langsung ke ibuk " Ucapku sambil lancang meremas bokong bu Isna.
" Apa ibukmu tidak marah Wan " Ucap bu Isna.
" Ibuk tak marah bu Isna, dan Wawan bilang ke ibuk kalo ibuk tak merestui Wawan bakal pergi, dan akhirnya ibuk menyetujuinya " Ucapku meyakinkan bu Isna.
" Tapi tapi " Ucap bu Isna yang belum sepenuhnya percaya padaku dan wajar sih kalo bu Isna belum percaya secara mana ada sih seorang ibu ngijinin anak dan budhenya jadi pasangan suami istri meski cuma boongan saja tapi tetep saja seoarang ibu pasti tak mengijinkan.
" Kemarin ibuk juga liat kita lagi ngentu tapi ibuk diam saja dan ibuk nggak ngelabrak bu Isna to " Ucapku yang masih meremas remas bokong bu Isna.
" Jadi jadi kemarin ibukmu ngelihat kita Wan " Ucap bu Isna dan bu Isna nampak kaget gitu.
" Iya bu Isna, kemarin Wawan lupa nutup pintu kamar eh Wawan liat ibuk lagi ngintip gitu " Ucapku.
" Apa!! jadi ibukmu dah ngeliat kita Wan " Ucap bu Isna terlihat cemas. Dan aku tau bu Isna pasti malu bertemu sama ibuk dan apa sebaiknya aku ceritakan ke bu Isna ya kalo ibuk kini dah jadi milikku tapi rasanya terlalu cepat dan sebaiknya belum saatnya.
" Iya bu Isna, dan tadi malam ibuk ngelabrak Wawan tapi Wawan balik ngelawan ke ibuk dan mau tak mau ibuk merestui hubungan kita, jadi kini adikmu itu dah jadi mertua mu bu Isna " Ucapku sambil menggandeng bu Isna menuju ruang tv dan kulihat ibuk ternyata sudah diruang tv juga.
" Buk menantumu datang " Ucapku ke ibuk ketika aku serta bu Isna sudah duduk diruang tv, kulihat bu Isna nampak menundukan kepalanya tanda malu ke ibuk yang notabene ibuk adalah adiknya tapi kini jadi mertua ya meski mertua boongan tapi tetep juga ini hal yang tabu dan melanggar norma yang ada,, tapi aku yakin rahasia ini tak akan bocor sampai luar karena aku lakukan hanya didalam rumah saja.
" Apa kamu ingin hamil sama Wawan mbak yu " Ucap ibukku sambil menatap ke bu Isna.
" Maaf Sari, sebenarnya ini tak boleh tapi sudah lama mbak ingin punya anak dan mbak tak mungkin bersetubuh dengan tetangga jadi maafkan mbak, Sari " Ucap bu Isna yang masih menundukan wajahnya, sementara aku yang mendengar obrolan adik kakak ini cuma diam saja tapi tanganku mulai nakal mengelus elus paha milik bu Isna dan bu Isna tak terlihat marah maupun menepis tanganku dan aku rasa bu Isna masih ingat kalo dirinya sudah patuh padaku jadi bu Isna membiarkan tanganku yang nakal menggerayangi pahanya meski dilihat oleh ibuk.
" Sari sih nggak masalah mbak, yang penting jangan sampe bocor saja " Ucap ibuk.
" Terima kasih Sari, kamu sudah mau mengerti keadaanku " Ucap bu Isna kini sudah mulai tak canggung lagi ke ibuk.
" Sama sama mbak yu lagian kita sama sama menunggu kedatangan bayi nya Wawan diperut kita " Ucap ibuk membuatku terhenyak dan tak percaya kalo malah ibuk sendiri yang mengaku sendiri ke bu Isna.
" Maksudmu apa Sari " Ucap bu Isna yang nampaknya belum mengerti akan ucapan ibuk.
" Maksudnya gini bu Isna, ibuk nungguin bu Isna hamil anaknya Wawan, toh ibukkan dah pengen punya cucu gitu, iyakan buk " Ucapku lalu melotot ke ibuk biar ibuk tak lagi mengaku ke bu Isna kalo sudah aku kentu karena menurutku belum waktunya untuk memberitahukan ke bu Isna hubungan terlarang anatara ibuk dan anak.
" Iya maksudnya gitu mbak " Ucap ibuk dan ibuk rupanya takut juga saat kupelototi, buktinya ibuk tak berani menatapku malah menundukan wajahnya. mungkin ibuk takut aku akan marah padanya jadi ibuk menundukan wajahnya dan ibuk kini seperti anak kecil yang takut akan dimarahi bapaknya.
" Oh gitu " Ucap bu Isna sambil manggut manggut.
" Oh ya buk, ibuk seneng ndak punya cucu dari mbakyu mu buk " Ucapku ke ibuk.
" Sa eh ibuk seneng nak " Ucap ibukku dan sukur deh ibuk nggak jadi bilang Sari kalo ndak bisa ketauan sama bu Isna bisa gawat ntar.
" Tuh denger Isna, adik sepupumu seneng lo punya cucu dari mbaknya sendiri " Candaku bu Isna dan bu Isna hanya tersenyum saja, mungkin bu Isna masih malu malu ya bakal dihamili sama ponakannya sendiri.
" Wan.. Sa eh ibuk kekamar ya " Ucap ibukku lagi lagi mau keceplosan bilang Sari lagi membuatku hampir merasa waswas saja. sebenarnya aku tak masalah jika hubunganku sama ibuk diketahui sama bu Isna namun aku berfikir kalo sekarang terlalu cepat jadi aku maunya ntar ntar saja gitu jadi sebisa mungkin hari ini bu Isna jangan sampai tau dulu.
" Iya buk " Ucapku ke ibuk dan ibukpun beranjak menuju kamarnya dan kini tinggalah aku sama bu Isna.
" Isna budheku yuk kekamar " Ucapku ke bu Isna sambil meremas remas payudara bu Isna dibalik gamisnya.
" Sudah nggak sabar ya " Ucap bu Isna menggodaku.
" Iya nih Wawan nggak sabar ingin ngehamilin budhenya " Ucapku yang masih meremas remas payudara bu Isna.
" Ayolah kalo gitu kita kekamar kangmas " Ucap bu Isna terdengar manja ditelingaku.
" Bu isna duluan deh, Wawan mau kebelakang dulu " Ucapku.
" Ya sudah Isna kekamar kangmas " Ucap bu Isna sambil beranjak menuju kamarku dan setelah bu Isna masuk kamarku lalu aku menuju kekamar ibuk.
" Buk " Ucapku ketika sudah berada didalam kamar ibuk dan ibuk kini lagi berbaring telanjang bulat.
" Iya Wan ada apa " Ucap ibuk pelan kepadaku sambil menatapku sayu.
" Kenapa ibuk tadi ingin ngaku ke bu Isna buk " Ucapku sambil melebarkan paha ibuk lebar lebar dan kini tempek ibuk yang terlihat menganga dari sebelumnya itu terpampang dengan sangat jelas.
" Karena ibuk pengen mbak Isna juga tau kalo ibuk juga dah jadi istrimu Wan " Ucap ibuk membuat benar benar terkejut akan pengakuannya dan membuatku ingin menantang ibuk.
" Ya sudah sekarang ibuk kekamar Wawan tapi jangan pake baju, apa ibuk berani " Tantangku ke ibuk.
" Siapa takut " Ucap ibuk sambil beranjak dari kasurnya dan kini ibuk berjalan telanjang bulat menuju kekamarku membuatku sangat begitu senang akan perubahan ibuk yang dulu seorang ibu ibu baik baik berubah menjadi seorang ibu ibu yang binal.