Setelah aku tau ibuk hendak membuka pintu akupun langsung mencegah ibuk.
" Buk.. sini dulu " Ucapku dan ibukpun dengan patuhnya menghampiriku dan tak jadi membuka pintu.
" Ada apa Wan, ibuk mau menemui bude mu Wan " Ucap ibukku yang lagi berdiri dihadapanku sambil telanjang bulat membuatku ingin menyetubuhinya lagi.
" Dah ibuk duduk dulu masa' berdiri sambil telanjang gitu apa ndak malu sama Wawan buk " Ucapku nyindir ibuk.
" Kenapa malu toh ibuk sudah jadi istrimu " Ucap ibuk membuatku yang mendengarnya jadi inget kalo ibukku dah jadi istriku ah kok aku jadi lupa gini ya dan saat ini ibuk dengan patuhnya duduk disampingku.
" Gini buk, Wawan tak mau status kita diketahui sama orang lain buk, biar status kita jadi rahasia buk dan hanya aku, ibuk dan bapak aja yang tau buk, gimana ibuk setuju nggak buk " Ucapku ke ibuk sambil membuka paha ibuk lebar lebar dan kini 3 jariku mengobok obok tempek ibukku.
" Aiiiisshhhh aaaahhhh, emmhhh ya nak ibuk nurut saja aihhh terus nak kocok tempek ibuk dengan 3 jarimu nak " Ucap ibuk sambil terengah engah saat 3 jariku dengan gencar mengobok obok tempek ibukku dan tak lama berselang tubuh ibuk menggelepar ternyata ibuk meraih klimaks membuat 3 jariku basah kuyup oleh cairan nikmat milik ibuk.
" Yah ibuk baru dikocok dah ngecret saja " ledekku ke ibuk yang kini terlihat lunglai rebah diranjangnya dan ibuk nampak terengah engah nafasnya. Lalu aku jejalkan 3 jariku yang basah kuyup kecipratan lendir milik ibuk ke mulut ibuk dan ibukpun dengan rakusnya menghisap hisap jariku dan ibukpun menikmati rasa lendirnya sendiri membuatku merasa kalo ibuk sudah benar benar berubah jadi binal dan menurutku ibuk sudah mirip seperti pelacur murahan saja.
" Buk.. ibuk pake daster panjang dan ibuk temui bu Isna dan bilang kalo ibuk benar benar menganggap bu Isna sudah jadi menantumu,, ngerti buk " Ucapku sambil mengeluarkan jariku dari mulut ibuk.
" Ya Wan ibuk nurut tapi ibuk tetap jadi istrimu kan Wan " Ucap ibuk yang masih dalam keadaan tiduran, em mungkin masih lemes kali ya ibukku kan ibukku baru klimaks tadi.
" Buk cepet pake dastermu, ntar bu Isna kelamaan lo nunggunya " Ucapku ke ibuk sambil menyerahkan daster panjang milik ibuk.
" Ya ya Wan tak sabaran amat sih, lihat ibuk masih lemes nak, habis kamu kerjain tadi " Ucap ibukku dan kulihat emang ibuk terlihat masih lemes.
" Ntar bu Isna curiga lo buk, cepetan gih pake dastermu buk " Ucapku tak sabaran saat lihat ibuk masih terbaring lemah dan tentunya aku tak mau bu Isna kelamaan nunggu lalu mengintip dan kalo hal itu terjadi pasti bisa berabe nih dan aku tak tau apa yang bakal terjadi kalo bu Isna melihat ibuk telanjang bulat sementara aku berada didekat ibuk, pasti bu Isna mikirnya macem macem ke ibuk dan takutnya bu Isna melabrak gitu jadi aku tak mau itu terjadi.
" Iya iya Wan, bawel banget sih jadi anak " Ucap ibuk terdengar judes kali ini. Dan aku pun yang mendengarnya jadi kaget kok ibuk jadi judes lagi apa ibuk lupa ya kalo ibukku kini dah jadi istriku, tapi gapapa deh aku tak mencoba memprotesnya toh aku juga kangen dijudesin ibukku lagi, namun aku ingin menyindir ibuk apa ibuk langsung minta maaf padaku atau tidak yang berani beraninya judes kepadaku.
" Ibuk kok judes sih ke Wawan, ibuk lupa ya kalo Wawan ini sudah dianggap suami ibuk lo " Sindirku ke ibuk.
" Eh iya maaf ya Wan, habisnya kamu tak sabaran sih kan ibuk masih lemes Wan, maaf ya Wan ibuk minta maaf dah judesin suami ibuk ini, maafkan Sari ya Wan dan berani judesin kamu tadi " Ucap ibuk memohon sambil menciumi tanganku. ehm jadi ibuk benar benar dah menganggapku sebagai suaminya, kalo nggak mana mungkin ibuk merasa bersalah gitu ke aku yang nota bene aku adalah anaknya yang dulunya suka dijudesin sama ibukku ini eh sekarang ibuk malah mohon mohon dimaafin gitu.
" Dah gapapa buk, toh Wawan juga kangen sama judesnya ibuk kok " Ucapku sambil mendudukan ibuk setelah ibuk duduk kupake kan daster panjangnya ke tubuh telanjangnya.
" Ibuk moh ahh judes lagi takut kualat sama suami ibuk ini " Ucap ibuk manja sambil memeluk tubuhku.
" Kebalik buk " Ucapku sambil membalas pelukan ibuk.
" Itu dulu tapi sekarang nggak lagi kan kamu sekarang suami ibuk jadi kalo berani kw ibuk nggak bakal kualat tapi kalo ibuk berani sama kamu ibuk bakal kualat nak, jadi ibuk nggak mau berani sama kamu lagi takut kualat ntar " Ucap ibukku sambil kepalanya direbahkan didadaku dan akupun mengelus elus kepala ibukku.
" Ya sudah sana temuin mbak yu itu buk, dan mulai sekarang anggaplah mbak yu mu itu sebagai menantumu buk " Ucapku yang masih membelai belai rambut milik ibukku.
" Ya deh Sari temui mbak yu Isna dulu ya ayah " Ucap ibuk terdengar muanja ditelingaku, lalu ibuk salim kepadaku setelah itu ibuk beranjak menemui bu Isna eh Isna nding kan dah jadi istriku. Oh ya saat aku lihat ibuk bertingkah kayak kecil bikin aku punya ide untuk menyuruh ibukku sesekali bertingkah kayak anak kecil, semoja saja ibuk mau.
Setelah aku lihat ibuk sudah keluar kamar akupun menyusul ibuk kekamarku, namun aku tak ingin ikut masuk hanya ingin mengintip dan menguping obrolan ibuk sama Isna bude ku. Dan kini ibuk sudah duduk disamping bu Isna yang kini sudah telanjang bulat dan kulihat bu Isna terlihat kikuk didekat ibuk lalu bu Isna pun mengambil selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya itu.
" Mbak yu apa benar mbak yu mau hamil sama Wawan " Ucap ibuk sambil menatap ke bu Isna.
" Mbak ingin punya anak Sari dan kamu tau dah puluhan tahun mbak nggak hamil hamil jadi mbak ingin hamil meski itu dengan Wawan anakmu dan mbak nggak peduli tentang penilaianmu terhadap mbak, yang terpenting mbak ingin punya anak " Ucap bu Isna tak berani menatap balik ke ibuk dan kini bu Isna lagi menundukkan wajahnya.
" Sari sih tidak keberatan kalo mbak yu pengen hamil sama Wawan, tapi Sari harap mbak yu bisa jaga rahasia walau bagaimanapun ini hal yang tabu toh tak sepantasnya budhe dihamili sama keponakannya sendiri " Ucap Sari ibukku. " ealah ibuk kok bisa bilang gitu ke bu Isna, padahal kalo bu Isna tau kalo ibuk lebih parah dari bu Isna pastinya ibuk bakal diledek habis habisan sama bu Isna, ahh ibuk nggak sadar diri " Gumamku dalam hati saat mendengar ucapan ibuk ke bu isna.
" pastilah mbak akan jaga rahasia, yang mbak takutin malah kamu ntar kamu malah bilang ke suamimu juga ketetangga " Balas bu Isna kini sudah berani menatap balik ke ibuk.
" Mana mungkin mbak, kalo Sari bilang tentu Wawan kena masalah, dan Sari nggak mau itu terjadi " Ucap Sari ibukku.
" Ya sukur deh kalo gitu dan terima kasih ya sudah mau mengerti keadaan mbak " Ucap isna budheku. Dan aku belum beranjak dari tempat mengintipku.
" Berarti anak mbak cucu Sari dong dan ya bisa dibilang mbak jadi menantunya Sari " Ucap Sari ibukku. Nah itu dia kata kata yang aku tunggu tunggu dari ibuk dan aku jadi penasaran apa yang dikatakan sama bu Isna.
" Eh iya iya berarti anakku juga cucumu ya Sari, berarti mbak jadi menantumu sekarang ya Sari " Ucap Isna budheku. ehm jawaban bu Isna belum membuatku puas nih. aku inginnya bu Isna terang terangan mau jadi menantunya ibukku bukannya malah balik nanyak ke ibuk dan kuharap ibuk bakal langsung menjawab ya gitu tanpa menunda nunda lagi, jadi nggak sabar nih.
" Kalo anak mbak cucuku berarti mbak jadi menantunya Sari, dan Sari nggak nyangka kalo Sari jadi mertuanya mbak meski nggak secara terang terangan " Ucap Sari ibukku mantab dan inilah yang aku tunggu tunggu dan akupun senang mendengarnya. Dan dipikir pikir aneh ya kalo mbak jadi menantu dari adik sepupunya ya meski nggak secara terang terangan sih tapi tentu saja terdengar aneh.
" Iya iya kamu jadi mertuaku sekarang, jadi mbak manggil kamu ibuk dong sekarang dan kamu manggil mbak hanya Isna to " Ucap Isna budheku.
" Terserah saja, dah ya mbak, Sari mau balik kekamar semoga mbak cepat hamil " Ucap ibukku Sari sambil berdiri.
" Iya, dan mbak terima kasih sudah diijinkan tuk bisa hamil oleh anakmu " Ucap budheku Isna.
" Iya sama sama mbak yu " Ucap ibukku Sari sambil melangkah menuju pintu kamarku dan kini ibuk sudah keluar kamar sambil menatapku.
" Ibuk sudah bilang ke budhemu jadi kamu bebas ngentu budhe mu Wan " Ucap ibukku sambil melangkah menjauhiku. ah nggak sopan nih ibukku. Lalu aku membututi ibuk dan menahan tangan ibuk.
" Maksud ibuk apa ngomong gitu buk " Ucapku yang tak begitu mengerti yang dikatakan ibukku dan aku mikir apa ibuk nggak rela aku ngentu yang lain ya.
" Tak ada maksud apa apa kok Wan, dah kamu masuk sana gih budhemu dah nunggu lo " Ucap ibuk sambil melangkah kekamarnya, Sementara aku menuju ke bu Isna dan kini aku sudah duduk didekat bu Isna.
" Bu isna, kalo Wawan ngentu ibuk gimana ya " Ucapku dan sengaja aku bilang ke bu Isna begitu dan aku ingin tau reaksinya bu Isna.
" Ha kamu ingin ngentu ibukmu Wan " Ucap bu Isna terlihat kaget.
" Emang kenapa bu Isna toh ibuk juga masih cantik lagian malah cantikan ibuk dibanding bu Isna " Ucapku dan jujur sih dibanding bu Isna lebih cantik ibukku, jangankan bu Isna bulek Santi saja kalah cantik sama ibukku yang nota bene bulek Santi adalah adik kandung ibukku.
" Iya sih ibukmu cantik, kalo menurut Isna sih terserah kamu Wan, tapi apa ibukmu mau Wan " Ucap bu Isna.
" Nggak tau, eh gini saja coba bu Isna bujuk ibuk gimana " Ucapku boong ke bu Isna padahal ibuk dah takluk sama aku he he he.
" Sekarang Wan " Ucap bu Isna.
" Ya sekarang, ntar ya Wawan panggilin ibuk " Ucapku dan kulihat bu Isna mengangguk saja, sengaja sih aku tak menyuruh bu isna mendatangi ibuk karena aku takut kalo bu Isna tau kalo ibukku lagi telanjang dikamarnya, pasti bu Isna menyangka ibuk yang nggak nggak. Kini aku menuju kekamar ibuk dan benar ibuk lagi telanjang sekarang. Lalu aku hampiri ibuk lagi.
" Buk cepetan pake dastermu, bu Isna mau ngomong ke ibuk, penting " Suruhku ke ibuk.
" Mau ngomong apa lagi sih Wan " Ucap ibukku sambil memakai dasternya kembali.
" Nggak tau buk , dah sana cepetan " Ucapku boong ke ibuk padahal aku tau he he he.
" Iya iya ayah bawel ahhh " Ucap ibuk terdengar menggoda ditelingaku dan kulihat ibuk menuju kekamar menemui bu Isna. Nguping lagi ah.
Kini lagi lagi mengintip dan menguping pembicaraan ibukku Sari dengan budheku Isna. Kulihat ibukku kini sudah duduk didekat budheku Isna yang dimana tubuh bude isna yang telanjang tertutupi sarung milik bapak.
" Mbak mau ngomong apa lagi mbak " Ucap ibukku ke bude Isna.
" Gini Sari, tapi mbak harap kamu jangan marah ya ke mbak atas ucapan mbak ini " Ucap budhe Isna sambil memandang ke wajah ibukku.
" Iya Sari takkan marah mbak jadi jangan sungkan " Jawab ibukku sambil memandang balik ke bude isna.
" Gini, ehm kamu maukan Sar kalo kamu disetubuhi sama Wawan anakmu itu " Ucap budhe dan kulihat ibuk nampak terkejut saat mendengar perkataan bude Isna namun keterjutan ibuk hanya sebentar lalu ibuk menjawab..
" Mbak yu... Sari mau jujur, sebenarnya Sari sudah disetubuhi sama Wawan mbak " Ucap ibukku membuatku terbelalak mendengarnya dan aku sungguh tak menyangka ibuk seberani itu mengungkap apa yang telah aku dan ibuk lakukan. ah moga moga bude Isna tak marah marah dan tak mengolok olok ibuk, semoga saja dan aku masih diam ditempat mengintipku.
" Apa!!! ja ja jadi kalian su sudah bersetubuh " Ucap bu Isna gelalapan karena terkejut mendengar pengakuan dari ibukku.
" Iya mbak, Wawan sudah menyetubuhi Sari mbak " Ucap ibuk sambil menatap sayu ke bude Isna.
" Se se jak kapan dan ba ba gaimana ceritanya " Ucap bude Isna yang masih gelagapan.
" Dah hampir seminggu ini mbak dan ceritanya bapaknya Wawan pengen Sari hamil lagi tapi bapaknya Wawan sudah tak bisa menghamili Sari lalu bapaknya Wawan meminta Sari mau dihamili sama Wawan, awal awalnya Sari menolak tapi bapaknya Wawan memaksa terus jadi akhirnya Sari mau dihamili sama Wawan " Ucap ibuk menceritakan secara detail saat awal aku menyetubuhi ibuk ke bude Isna dan kulihat bude Isna nampak terkejut sambil geleng geleng kepalanya saat mendengar penjelasan dari ibuk. Lalu bude Isna menjawab...
" Suamimu itu dah sinting kali ya, kok bisa bisanya menyuruhmu mau dihamili sama anakmu sendiri, sudah tak waras suamimu itu Sari " Ucap bude Isna lalu menggeleng geleng kepalanya lagi.
" Bapaknya Wawan bukan suami Sari lagi mbak yu " Ucap ibuk membuatku terbelalak lagi dan aku tak habis pikir ke ibuk kalo ibuk mau menceritakan semuanya ke Bu Isna, dan apa ibuk tidak takut ya kalo bu Isna nanti bakal mengolok oloknya. Ah ibuk nekat banget sih. Dan saat aku belum beranjak dari tempat mengupingku dan aku ingin tau apakah bu Isna mau menerima kenyataan ini atau tidak bahwa ibukku sekarang adalah istriku.
" Maksudmu apa Sari " Ucap bu Isna tersentak saat mendengar ucapan ibuk.
" Sari kini sudah jadi istrinya Wawan mbak yu jadi bapaknya Wawan sekarang dah jadi mertuaku mbak yu " Ucap ibukku dan ibuk benar benar nekat orangnya.. ah semoga saja bu Isna tak mengolok olok ibuk dan mau menerima kenyataan yang ada. Tapi aku yakin bu Isna memahaminya karena bu Isna sendiri juga sudah jadi milikku ya meski secara tak langsung sih tapi tetap saja kan bu Isna dah jadi milikku. hem hidupku penuh kebahagiaan ternyata he he he.
" Sari Sari... kamu ternyata sinting juga ya, mbak tak habis pikir kamu ibuknya Wawan tapi sekarang eh jadi istrinya Wawan yang tak lain tak bukan adalah anakmu sendiri, kamu seorang ibuk yang munafik Sari " Ucap bu Isna mulai terdengar mengejek ibukku dan kulihat ibuk bersikap tenang meski sudah diejek oleh bu Isna, mungkin ibuk sudah memikirkan resikonya jadi ibuk terlihat tenang. ah ibukku hebat dan tangguh ternyata.
" Mbak sama juga kan seorang budhe yang munafik yang mau maunya disetubuhi sama keponakannya, padahal mbak seorang wanita muslimah eh tapi tergoda sama kontolnya Wawan " Balas ibuk tak mau kalah membuat bu Isna nampak malu mendengarnya. hem ibuk ternyata jago juga ya ber agumentasinya.
" Ya mbak akui mbak sudah ketagihan sama kontolnya Wawan Sari, mungkin kamu juga ketagihan to sama kontolnya Wawan " ucap bu Isna sambil menatap ke ibukku.
" Pastilah mbak yu kalo tidak, mana mungkin Sari mau dijadikan istri sama anakku sendiri " Ucap ibukku.
" Ya ya ya mbak ngerti kok, eh tapi kenapa kemarin kamu marah saat melihat Wawan nyium mbak " Ucap bu Isna dan aku yang mendengarnya jadi penasaran apa jawaban dari ibukku ya.
" Jujur mbak, Sari cemburu " Jawabku ibukku membuatku terlonjak kesenengan, ah ibuk ternyata cemburu rupanya, bagus deh kalo gitu. Lalu aku pun masuk menemui ibukku juga bude Isna.
." Kamu pasti nguping ya Wan " Ucap ibukku ketika aku sudah berdiri dihadapannya.
" kenapa, nggak boleh buk " Ucapku sambil menarik daster ibuk keatas dan kulihat ibukku berdiri jadi membuat daster ibuk pun terlepas dari tubuhnya dan kini ibuk sudah dalam keadaan telanjang total.
" Ya ampun Sari kamu tak make daleman " Ucap bu Isna yang kini sarung yang menutup tubuhnya kutarik paksa jadi bu Isna juga dalam keadaan telanjang bulat, dan kini dihadapanku ada 2orang ibu ibu dalam keadaan telanjang bulat membuat kontolku langsung ngaceng sengaceng ngacengnya.
" Sari sudah tak ijinkan sama Wawan pake daleman kok mbak yu " Ucap ibukku membuatku jadi sange mendengarnya. Hem kini saatnya aku akan menyetubuhi ibuk serta budhe Isna, akan kubuat ibuk serta budhe Isna kelonjotan sama kontolku ini, dan aku ingin menjadikan ibuk serta budhe Isna jadi lebih binal lagi dan tentunya aku ingin membuat ibukku serta budhe Isna hamil anakku ya hamil anakku.
" Bu Isna telentang dong, dan kamu buk nungging dan jilatin tempek mbakyu mu ya " Suruhku ke ibuk serta ke bude Isna dan tanpa disuruh kedua kalinya kulihat ibuk serta bude Isna melakukan apa yang ku suruh dan kini ibuk sedang nungging sambil menjilati tempek bu Isna yang gundul itu, sementara aku sudah dibelakang ibuk dan kini kepala kontolku telah bersiap membelah celah tempek ibukku dan tiba tiba........
Tok tok tok ketukan dipintu depan terdengar olehku. tentu saja membuatku kaget dan menghentikan kegiatanku. Lalu aku memakai kembali celana dan kaosku, sementara kulihat ibuk serta bu Isna juga memakai bajunya tanpa daleman pastinya. Setelah kami bertiga sudah selesai memakai baju, kami pun keluar dari kamar. Kulihat kini ibuk berjalan kearah pintu depan sedangkan aku serta bude Isna menuju keruang tv. Tak berselang lama kulihat ibuk menghampiriku serta bude Isna.
" mbak Yu, ada suami mbak " Ucap ibukku.
" Ealah ada apa tuh orang " gerutu budhe Isna yang tubuhnya lagi kudekap itu.
" Dah temui sana " Ucapku dan bude Isna pun melangkah menuju pintu depan dan tak lama kemudian budhe Isna kembali.
" Kang mas, Isna balik dulu ya " Bisik bude Isna kepadaku.
" kesini lagi nggak " Ucapku.
" Nggak kayaknya kang mas, soalnya mau kekampung sebelah, dan besok pulangnya " Ucap bude Isna. Hah bu Isna mau kekampung sebelah dan besok pulangnya, ah sial mana belum sempat aku kentu tadi, kebanyakan nguping sih tadi ah nyesel nih, tapi gapapa deh toh masih ada ibuk.
" Ya udah deh mau gimana lagi " Ucapku.
" Ya udah Isna pamit pulang kangmas " Ucap bude Isna sambil mencium tanganku. wah aku dah kayak suami beneran nih dipamitin segala. dan setelah pamit padaku, bu Isna pun melangkah kepintu depan dan diikuti sama ibukku. Tak berselang lama ibukku pun kembali dan saat ini ibukku duduk dipangkuanku.
" Buk.. Wawan kangen lo sama judesnya ibuk " Ucapku sambil meremas remas payudara ibukku yang gede itu dibalik dasternya.
" Tapi ibuk sudah nggak mau judesin kamu Wan, bisa kualat ibuk nanti " Ucap ibukku membuatku geli mendengarnya. lagian mana ada seorang ibuk kualat sama anaknya, yang ada seorang anak yang kualat sama ibuknya kalo berani kurang ajar ke ibuknya. ibukku bisa aja deh.
" kebalik ibukku sayang " Ucapku yang masih meremas remas payudara ibukku.
" Itu dulu sekarang tidak, karena kamu dah jadi suami ibuk, Wan ibuk mohon jangan anggap Sari ibukmu lagi Wan tapi anggaplah Sari istrimu Wan " Ucap ibukku sambil berdiri lalu melepaskan dasternya dan kini ibuk telah bugil dihadapanku. Setelah itu ibukku jongkok dihadapanku lalu ibukku melepas celanaku hingga kontolku terangguk dengan bebasnya. Lalu ibukku memegang kontolku dan hap mulut ibukku melahap kontolku hingga setengah kontolku berada didalam mulut ibukku. Setelah itu kepala ibukku maju mundur membuat kontolku terasa dikocok kocok dimulut ibukku, kadang mulut ibukku menyedot nyedot kontolku membuatku mengeluh keenakan dan kembali ibuk mengocok kontolku dengan mulutnya dengan begitu cepat membuat air liur ibukku menetes netes namun tak membuat ibukku menghentikan aksinya, malah ibuk semakin cepat mengocok kontolku membuat pejuhku serasa mau keluar dan tak lama kemudian Crot crot crot pejuhku pun tumpah ruah didalam mulut ibukku dan glek glek glek ibukku menelan habis pejuhku dan tentu saja membuatku kaget ternyata ibukku sudah mulai menyukai rasa pejuhku.
" Gimana ibuk tak kalah hebat to sama di hp mu itu " Ucap ibukku sehabis menegak pejuhku. dan ibukku kini mulai duduk dipangkuanku tapi sebelum duduk ibukku menepatkan kontolku yang masih tegak mengacung kelubang tempeknya dan sewktu ibuk duduk dipangkuanku otomatis kontolku tertancap dilubang dimana aku lahir dulu.
" Uhhhhh besarnya kontolmu Wan, tempek ibuk jadi ngilu " Ucap ibukku setelah kontolku menyeruak masuk kedasar rahim ibukku.
" Ibuk dah pengen ya dikentu sama anakmu ini buk " Ucapku sambil membantu ibukku menaik turunkan pinggulnya dan tempek ibukku tengah mengocok kontolku.
" Ehhhmmm ahhh iya naakkhhh ibuk pengen dikentu naaakkhhh ahhh " Desah ibukku dan tubuh ibukku masih naik turun dipangkuanku.
" Dah ibuk nungging saja " Ucapku dan ibukku pun nurut lalu ibukku nungging setelah ibukku nungging kumasukan kontolku kedalam tempek ibukku lalu ku genjot tempek ibukku dengan cepat. Kini kontolku keluar masuk menggasak tempek ibukku membuat tempek ibukku makin merekah saja dan lendir lendir dari tempek ibuk makin banyak keluar membuat hujaman kontolku ke tempek ibukku makin lancar saja, dan tak lama kemudian kurasakan tempek ibuk berkedut kedut menandakan ibuk mau klimaks dan hujaman kontolku makin kupercepat dan akhirnya...
" Wan ibuk keluarrrr aaarrgghhh " Jerit ibukku dan tubuh ibukku bergetar hebat, meliuk liuk lalu lemas dan rebah dilantai. Lalu kucabut kontolku kemudian kubopong tubuh ibuk yang lemas itu menuju kekamar, setelah itu kutelentangkan tubuh ibukku dan kembali kontolku menghujam tempek ibukku yang sudah terlihat menganga itu sedangkan ibukku yang lelah hanya bisa mendesah desah saja. dan aku terus menggejot tempek ibukku, bahkan aku tidak peduli ibukku yang sudah lelah itu dan tetap menggempur tempek ibukku membuat ibukku hanya bisa merengek rengek minta ampun namun aku tak peduli dan terus saja mengoyak oyak tempek ibukku dan akhirnya Crot crot crot pejuhku kembali mengisi rahim ibukku sementara ibukku kulihat tengah tertidur dengan pulasnya. Setelah selesai ngentu ibukku lalu akupun ikutan tidur disamping ibukku.
Kini sudah jam 7 malam, dan aku saat ini tengah nonton tv bersama ibuk, sedangkan bapak lagi makan didapur.
" Buk... ganti dastermu buk " Suruhku ke ibuk dan saat ini ibuk make daster pendek yang kupotong kemarin.
" Lo bukannya kamu suka ibuk pake yang segini Wan " Ucap ibukku yang kini duduk disampingku.
" Iya tapi dikamar saja kalo disini ntar tempekmu bisa dilihat bapak, Wawan nggak mau tempekmu dilihat bapak buk, dah ganti sana mumpung bapak belum kesini buk " Ucapku sambil melihat kearah daster ibuk. dan aku bisa lihat tempek ibuk terlihat ketika ibuk duduk karena kemarin aku motong daster ibuk terlalu pendek ya kira kira 10 cm dari selangkangan ibuk, dan kalo ibuk duduk pasti rok daster ibuk terangkat keatas otomatis selangkangan ibuk jadi terlihat. Dan sengaja aku menyuruh ibuk ganti daster karena aku tak rela tempek ibuk dilihat sama bapak, karena tempek ibukku hanya milikku seorang.
" Ibuk juga nggak mau tempek ibuk dilihat sama bapakmu Wan, ya sudah ibuk ganti dulu ya Wan " Ucap ibukku sambil melangkah menuju kamar dan tak lama kemudian ibukku dah balik dengan memakai daster panjangnya. Dan tak lama kemudian kulihat bapak selesai makan lalu menghampiriku.
" Bapak kok habis makan ngantuk ya " Ucap bapak yang sudah duduk dikursi panjang, sementara ibukku rebahan dipahaku.
" kalo ngantuk ya tidur pak " Ucapku sambil menatap ke tivi
" Ya udah baiknya bapak tidur, ngantuk berat nih bapak " Ucap bapak sambil melangkah ke kamarnya yang dulu kamarku sedangkan aku sudah tidur bareng ibukku.
" Buk kekamar yuk " Bisikku ke ibuk sambil meremas remas payudara ibukku.
" Dah pengen ngentu ibuk lagi ya Wan " Ucap ibukku sambil menatapku.
" Pastinya buk " Ucapku sambil membopong tubuh ibukku kekamar. dan setelah sampe kekamar kuturunkan ibukku dan ibukku pun langsung melepas dasternya dan biasa ibuk pun sekarang bugil gil gil dihadapanku.
" Dulu saja pake malu malu eh sekarang malah ndak punya malu, ibuk ibuk " Ledekku ke ibuk sambil duduk ditepi ranjang.
" Biarin ibuk tak punya malu toh yang liatkan cuma kamu Wan " Ucap ibukku sambil jongkok dibawahku dan seperti tadi siang ibukku kembali mengoral kontolku hingga pejuhku muncrat kedalam mulutnya, Dan setelah itu aku kembali menyetubuhi ibukku hingga tenaga kami sama sama terkuras habis dan tak lama kemudian aku dan ibukku pun tertidur dengan lelapnya.