Kini aku menatap wajah ibuk lekat lekat, Kulihat ibuk juga menatapku, Kini aku dan ibu saling adu pandang.
kini pandanganku beralih ke payudara ibuk, sungguh besar susu ibukku ini, aku yakin bapak selalu meremas susu ibuk kalo nggak mana mungkin payudara ibuk sebesar itu. Aku yakin tanganku tak mampu menangkup seutuhnya payudara ibukku yang besar itu.
Baru beberapa detik aku melihat payudara ibuk tiba tiba ibuk menutup payudaranya pake selimut jadi aku tak bisa lagi melihat payudara ibuk, dan pandanganku beralih ke selangkangan ibukku eh ternyata selangkangan ibukku dalam keadaan tertutup selimut juga.
" Kok ditutup sih buk " Protesku.
" Suka suka ibuklah, kenapa nggak suka kamu " Ucap ibukku dengan nada judes.
" Ya nggak sukalah,,Wawan kan pengen lihat " Ucapku sambil hendak menyibak selimut ibuk yang menutupi payudaranya namun belum sempat menyibak tanganku ditepis sama ibuk.
" Kamu nggak pantas lihat punya ibuk, yang pantas melihat itu ya bapakmu " Ucap Ibuk judes.
" Buk.. ibuk itu harus patuh sama Wawan lo, kan ibuk tadi juga setuju sama syarat yang Wawan berikan " Ucapku sambil hendak kembali menyibak selimut yang menutupi payudara ibuk tapi lagi lagi ibuk menepisnya.
" Yang setuju itu bapak bukan ibuk " Ucap ibuk masih terdengar sinis.
" La tadi ibuk juga bilang setuju " Ucapku dan kini tanganku menjangkau selimut yang dipake ibuk setelah selimut itu berhasil aku raih langsung saja aku tarik dan aku lempar sejauh jauhnya. Dan tentunya membuat ibukku terkejut dan marah atas kelakuanku yang membuang selimutnya.
" Wan.. lancang kamu Wan ke ibuk " Bentak ibuk sambil meraih bantal dan melemparnya kemuka ku membuat aku terjungkal kelantai karena tadi aku duduknya ditepi ranjang.
" Kok ibuk lempar Wawan sih buk, salah Wawan apa " Ucapku sambil kembali duduk ditepi ranjang, kulihat tubuh telanjang ibukku kini tertutupi sarung milik bapak.
" Ya kamu salah lah Wan, kamu dah lancang ke ibuk " Bentak ibuk sambil melotot.
" Ya nggak lancanglah buk kan ibuk harus patuh sama Wawan, kan tadi ibuk juga setuju dengan syaratnya buk " Bantahku sambil meraih sarung ibuk namun lagi lagi tanganku ditepis sama ibuk.
" Patuh.. ibuk harus patuh sama kamu Wan.. ibuk nggak mau, lagian mana ada seorang ibuk patuh sama anaknya, yang ada anak yang harus patuh sama ibuknya " Jawab ibuk dengan nada ketus.
" La tadi ibuk bilang mau, ya jadi ibuk harus patuh sama Wawan " Balasku nggak mau kalah.
" Ibuk bilang mau biar bapakmu seneng, kalo ibuk disuruh patuh sama kamu ibuk nggak mau, dan ibuk nggak mau hamil olehmu, mending ibuk dihamili sama tetangga " Ucap ibuk.
" Bapaaak " Teriakku memanggil bapak dan tentunya aku mau mengadu ke bapak karena ibuk nggak mau dengan syarat yang aku ajukan.
" Kenapa manggil bapak segala, mau ngadu kamu " Ucap ibuk judes. dan kulihat bapak sudah masuk ke kamar.
" Ada apa to Wan manggil bapak " Ucap bapak yang kini berdiri didekatku.
" Ini pak, ibuk nggak mau dengan syarat yang Wawan ajukan dan memilih dihamili sama tetangga " Adu ku ke bapak. semoga saja ibuk dimarahi sama bapak tapi aku nggak yakin kalo bapak berani memarahi ibuk, toh selama ini bapak tak pernah tuh marah marah ke ibuk. Dan selama ini juga nggak pernah aku melihat bapak dan ibuk bertengkar ya bisa dibilang selalu akur gitu, malahan aku lihat bapak tuh malah patuh ke ibuk, apapun yang ibuk suruh pasti bapak melakukannya. Jadi percuma kayaknya aku mengadu ke bapak, ya aku hanya bisa berharap bapak bisa membujuk ibuk biar mau patuh sama aku dalam artian mau melakukan apapun yang aku minta.
" Bener buk yang dikatakan Wawan anakmu ini buk " Ucap bapak.
" Iya benar pak, pak ibuk nggak mau patuh sama anakmu ini, kalo ibuk patuh bisa bisa ini anak ngelunjak sama ibuk, minta ibuk gini kek gitu kek, apa bapak mau ibuk diperlakukan seenaknya sama anak lanangmu itu pak " Ucap ibuk dengan suara pelan ke bapak ya terdengar santun gitu, kok aku jadi bingung sama sikap ibuk ke bapak, padahal bapak tuh selama ini sangat takut ke ibuk lo, tapi kok bicara ibuk saat ini terdengar santun ke bapak, ada apa sih sebenarnya, kok aku jadi kepo ya.
" Tapi kan buk, Wawan mau menghamilimu bila ibuk mau nurut sama Wawan buk, kalo ibuk nggak mau Wawan juga nggak mau menghamili buk, klo ibuk nggak hamil bapak nggak bisa nyusu ke ibuk " Ucap bapak.
" Tapi pak, ibuk nggak mau nurut sama anakmu itu, kalo dia nggak mau biar ibuk dihamili sama tetangga saja " Jawab ibuk.
" Bapak nggak mau ibuk dihamili sama tetangga bisa runyam entar, lebih baik ibuk dihamili sama anakmu Wawan buk " Bantah bapak dan aku yang mendengar perdebatan antara ibuk dan bapak hanya bisa diam saja. Tapi mataku mencuri pandang ke arah payudara ibuk ya meski kini tertutupi sarung milik bapak namun payudara ibuk terlihat mengembung mengangkat sarung bapak apa saking besarnya ya payudara ibuk. kalo dilihat lihat sih besar payudara ibuk sebesar miliknya pemain jav sora aoi yang terkenal itu.
( Mulustrasi payudara ibuk)
" Ibuk mau dihamili sama Wawan tapi Wawan dengan syarat Wawan nggak boleh megang payudara ibuk, nyium ibuk pokoknya nggak boleh megang megang tubuh ibuk, dan ibuk nggak mau disuruh nurut sama Wawan, mau syukur nggak mau ya syukur , Oh ya satu lagi ibuk nggak mau telanjang Ucap ibuk. Aku yang mendengar syarat dari ibuk jadi kaget, kok jadi ribet ini, tapi aku yang ingin bisa menyetubuhi ibuk sih oke oke saja dengan syarat dari ibuk, gapapa malam ini aku nggak bisa megang tubuh ibuk tapi aku yakin besok besok aku pasti bisa megang tubuh ibuk bahkan aku lecehin pasti ibuk diam saja, tapi nggak yakin juga sih bisa nglecehin ibuk he he he.
" La kalo nggak boleh megang gimana bisa Wawan ngentu ibuk " Ucapku pura pura nggak tau caranya bersetubuh padahal aku dah ngerti, toh tiap hari aku liat bokep jadi aku cukup paham caranya ngentot ya meski aku belum pernah ngentot.
" Iya buk gimana caranya apalagi ibuk nggak telanjang gitu " Ucap Bapak membantuku.
" Biar Wawan usaha sendiri lah pak, tapi Wawan juga nggak boleh liat ini nya ibuk " Ucap ibuk sambil menunjuk kearah tempeknya yang tertutup sarungnya bapak.
" Ibuk kok gitu sih " Ucap bapak keberatan.
" Biar anakmu ini nggak kurang ajar ke ibuk, lihat tuh anakmu pak matanya aja dah jelalatan liatin ibuk, mesum anakmu itu pak " Ucap ibuk menyindirku yang lagi mengintip kearah tempeknya, tapi nggak keliatan sih kan tertutup sama sarung bapak yang panjangnya sampe menutupi seluruh paha ibuk.
" Nggak keliatan juga kok buk " Ucapku.
" Tapi kelakuanmu itu lancang ke ibuk, kamu anggap apa ibukmu ini hah " Ucap ibuk dengan judesnya.
" Sudah sudah nggak usah berdebat bapak jadi pusing, mending bapak liat tv, dan kamu buk malam ini ajari Wawan ngentu buk " Ucap bapak sambil melangkah keluar kamar menuju keruang tv.
" Matikan lampu itu " Suruh ibuk sambil menyalakan senter. akupun nurut yang diperintahkan ibuk lalu aku mematikan lampu kamar ibuk dan sekarang kamar ibuk jadi remang remang dan tentunya aku tak bisa melihat ibuk dengan jelas. Setelah mematikan lampu lalu aku menghampiri ibuk dan kini aku duduk dibawah kaki ibuk yang posisinya kedua lututnya diatas dan mengangkang.
" Lepas celanamu dan masukan burungmu ke milik ibuk tapi kamu boleh nindihin ibuk " Printah ibuk dan aku pun menuruti kemauan ibuk tanpa membantahnya, percuma sih membantah ntar malah ngajakin debat terus, kapan ngeweknya kalo debat terus. Lalu aku lepas celana juga cdku dan kini kuposisikan dudukku ditengah paha ibuk yang terkangkang itu. Lalu iseng iseng aku meraih sarung ibuk dan menyibaknya kearah perut ibuk dan ibukpun langsung protes dengan ulahku.
" Lancang kamu Wan " Ucap ibuk galak.
" Ya ilah buk nggak keliatan juga lagian mana bisa buk kontolku masuk ketempek mu kalo ketutup sarung buk " Ucapku sengaja berkata jorok ke ibuk sambil menatap kearah tempek ibuk dan pastinya nggak begitu jelas sih gara gara terlalu remang sih kamar ibuk.
" Wan benar benar kelewatan ya kamu ke ibuk, tak pantas kamu ngomong kayak gitu ke ibuk, aku ini ibukmu Wan bukan istrimu " Semprot ibuk tapi tak mengubrisnya malah tanganku kini mengusapi jembut ibuk yang lebat itu.
" Wan lancang kamu, jauhkan tanganmu Wan " Bentak ibuk, Lalu aku menjauhkan tanganku tak lagi menjamah jembut ibuk. Tapi kini aku mengarahkan kontolku ke tempek ibuk dan kini Ujung kontolku menyentuh celah lubang tempek ibuk setelah itu ujung kintolku ku gesek gesekan ke celah tempek ibuk.
" Langsung masukan nggak usah digesek gesek " Protes ibuk dengan judesnya.
" Biasa kali buk ngomongnya nggak usah judes kayak gitu, Wawan ini anakmu lo buk bukan orang lain " Ucapku.
" Ya seorang anak yang berani lancang ke ibuknya, apa sepantas nya seoarang anak lancang ke ibuknya, ngomong sama ibuknya seperti ngomong ke lonte saja " Ucap ibuk.
" Maaf buk " Ucapku mengalah, ya saat ini aku mengalah saja daripada diajakin ribut mulu, tapi lihat aja ntar akan kujadikan ibuk lonteku.
" Wan meski bapakmu memintamu menghamili ibuk bukan berarti kamu bisa seenaknya ke ibuk, Lagian kalo ini bukan permintaan dari bapakmu mana mungkin ibuk mau kamu sentuh, tolong Wan hargai ibuk sebagaimana mestinya nak " Ucap ibuk yang tak lagi judes, terdengar penuh kelembutan gitu selayaknya seorang ibuk memberikan pengertian kepada anaknya.
" Ya ya buk, maafkan Wawan " Ucapku pura pura patuh dan segan padanya.
" Ya ibuk maafkan, kamu boleh menyetubuhi ibuk tapi kamu nggak boleh memperlakukan ibuk bagai seorang istri, walau kamu sudah menyetubuhi ibuk kamu tetap anak ibuk dan ibuk tetap ibukmu, ngerti nak " Ucap ibuk terdengar lembut ditelingaku.
" Ya buk " Ucapku yang masih menggesekan kontolku ke celah tempeknya.
" Ya sudah masukan punyamu nak ke punya ibuk " Suruh ibuk.
" Maaf buk bisa dilebarin gak paha ibuk " Ucapku sesopan mungkin, Lalu ibukpun mengangkangkan pahanya lebar lebar, Lalu kuarah kan Ujung kontolku tepat dilubang ibuk dengan posisiku duduk bersimpuh, Lalu aku tekan kontolku kedepan dan melesaklah kepal kontolku membelah tempek ibuk yang masih terasa sempit itu membuat kontolku terasa terjepit dan kini sudah 1/3 kontolku sudah didalam tempek ibuk.
" Aduuuuhh Zakkkiiit, bisa pelan nggak sih kamu Wan " Teriak ibuk kesakitan lalu memarahiku, namun tak kupedulikan ibukku yang lagi kesakitan itu dan kuhujamkan sedalam dalam nya kontolku hingga terasa mentog kerahimnya.
" Aaaaaooooo zakiiiit, bisa pelan nggak sih Wan, aku ini ibukmu bukan lontemu Wan " Teriak ibuk lagi sambil memarahiku, Lalu kudiamkan kontolku sesaat, setelah tak kudengar lagi ibuk mengaduh kesakitan, Ku maju mundurkan kontolku pelan pelan menusuk nusuk tempek ibuk, dan kini ibuk tak lagi mengaduh kesakitan namun berganti mendesah desah meski desahan ibuk sangat pelan namun aku bisa mendengarnya, Lalu ku percepat sodokan kontolku ketempek. " Ah ah ah aiihhh aihhh ahh ouuuhhh " Desahan ibuk kian terdengar seiring kontolku menggepur tempeknya, dan tiba tiba saja tempek ibuk terasa berkedut kedut meremas kontolku, mungkin ibuk mau klimaks, dan aku nggak ingin ibu klimaks lalu kuhentikan sodokan kontolku.
" Kok berhenti Wan " Ucap ibuk terdengar jengkel. mungkin ibuk kecewa ya yang gagal meraih klimaksnya dan kurasakan tempek ibuk tak lagi berkedut kedut.
" Capek buk " Ucapku berbohong ke ibuk.
" Tusuk lagi " Suruh ibuk. lalu kugenjot tempek ibuk dan beberapa menit kemudian kurasakan tempek ibuk berkedut lagi dan kuhentikan lagi kontolku.
" Jangan berhenti Wan " Ucap ibuk jengkel menahan konaknya.
Lalu kugenjot lagi dan kali ini sangat cepat dan beberapa menit kemudian aku merasakan pejuhku hendak meledak namun sebelum sperma ku meledak kudengar ibuk menjerit dan seketika itu kontolku seperti tersiram sesuatu yang hangat dan kulihat tubuh ibuk bergetar hebat sedangkan aku yang mau klimaks makin kupercepat sodokanku dan Crot crot croooot pejuhku pun ambrol membuahi ibuk dan aku pun lemas dan rebah menghimpit ibuk. aku dan ibuk nampak terengah engah, nafas ku dan nafas ibuk tersengal sengal bagai habis lari maraton. Setelah beristirahat lalu aku rebah disamping ibuk dan plop kontolku pun terlepas dari jepitan tempek ibuk.
" Dah pake celanamu dan pindah kekamar mu sana " Suruh ibuk lalu akupun memakai celanaku dan beranjak keluar kamar. Lalu kuhampiri bapak yang kini sedang tidur di kursi sementara tv masih dalam keadaan menyala.
" Pak pak bangun pak " Ucapku sambil menggoyang goyang tubuh bapak.
" Oaaahhmmm, eh kamu Wan, dah selesai to ngentu ibukmu " Ucap bapak sambil menggelitakan badannya.
" Sudah pak, pak Wawan mau tidur, oh ya besok bangunin jam 4 yo, besok mau nganter Mas Dar ke terminal " Ucapku.
" Ya Wan bezok bapak bangunin, lah kamu nggak tidur dikamar bapak " Ucap bapak saat melihatku berjalan kearah kamarku.
" Wawan diusir sama ibuk pak " Ucapku.
" Keterlaluan ibukmu itu, galaknya nggak ilang ilang " Ucap bapak.
" Iya sampe sampe bapak kalah sama ibuk " Ucapku. Emang sih ibuk galak, aku sering dimarahi ibuk jika telat pulang. Tapi sebenarnya ibu nggak galak hanya saja ibuk tuh nggak mau aku kelayapan dan bergaul sama anak anak nakal.
" He he he tau aja kamu Wan " Ucap bapak.
" Pak, bapak itu aneh lo, kok bapak malah nyuruh Wawan ngentu ibuk sih, apa bapak nggak cemburu gitu " Ucapku merasa heran dan aneh ke bapak. gimana nggak heran masak bapak nyuruh anaknya ngentu istrinya. dah nggak waras kali ya bapakku ini.
" Ya cemburu sebenarnya Wan bapak, tapi bapak ingin ibukmu hamil lagi, biar payudara ibukmu ada airnya gitu, kan bapak bisa nyusu lagi kalo ibukmu hamil " Ucap bapak.
" Lo emangnya bapak nggak bisa hamilin ibuk lagi to pak " Ucapku.
" kalo bapak bisa kenapa bapak nyuruh kamu hamilin ibukmu sendiri to Wan " Ucap bapak.
" Oh gitu pak, ya udah Wawan mau tidur pak " pamitku.
" Bapak juga Wan " Ucap bapak sambil berjalan kekamarnya. Dan akupun menuju kamarku. Kurebahkan dikasur empukku, kutatap langit langit kamarku sambil mengingat kejadian saat aku mengentu ibukku. Lalu perlahan lahan mataku terpejam dan kuat lagi menahan kantukku.