" Wan bangun Wan " Suara bapak membangunkan sambil menggoyang goyangkan tubuhku.
" Jam berapa ini pak oaaahhhhmm " Ucapku dengan suara berat, ku kucek kucek mataku lepas tu kulihat bapak lagi berdiri disamping ranjangku.
" Sudah jam 4 lebih 10, katanya disuruh bangunin Wan " Ucap bapak.
" Iya pak, kan Wawan mau nganter mas Dar ke terminal " Jawabku sembari duduk. kretek kretek suara tulangku berbunyi nyaring saat aku menggeliatkan tubuhku kekanan kekiri.
" Ya sudah bapak mau tidur lagi " Ucap bapak sambil melangkah.
" Tidur atau mau mik ke ibuk pak " Ledekku ke bapak. aku sekarang nggak takut untuk meledek bapak karena aku merasa bapak sudah tak punya wibawa dimataku semenjak bapak menyerahkan ibuk tuk ku hamili, dan sekarang aku menganggap bapak bukan seperti seoarang bapak bagiku melainkan sebagai seoarang laki laki tua payah yang bisa bisanya menyerahkan istrinya untuk dihamili sama anaknya.
" Tau aja kamu Wan he he he " Jawab bapak sambil terkekeh sambil melangkah keluar dari kamarku. Sementara aku juga ikutan keluar dari kamarku, maunya sih mau kekamar mandi mau nyuci muka tapi setelah melihat pintu kamar bapak dalam keadaan terbuka membuatku ingin mengintip apa yang dilakukan bapakku. Lalu langkahku menuju kekamar bapak setelah sampai akupun mulai mengintip. Kulihat bapak kini sedang menghampiri ibukku lalu berkata ke ibukku.
" Buk.. bapak nyusu ya " Ucap bapak sambil melorotkan sarung yang dipake ibuk. dan kulihat kini sarung itu dah di turunkan bapak hingga keperutnya jadi sekarang payudara ibukku terlihat dimataku, benar benar besar payudara ibukku. " eh kok ibuk masih pake sarung saja sih, apa ibuk tadi malam tak sempat makai dasternya ya, atau dilarang sama bapak ya trus bapak tadi malam juga minta jatah ya " Bicaraku dalam hati. Kini kulihat bapak sudah rebah disamping ibuk.
" Jangan sekarang pak, ibuk mau masak " Tolak ibuk dengan nada lemah lembut ke bapak. Sementara sama aku dengan nada judes. ibuk benar benar pilih kasih.
Kulihat kini ibuk beranjak dari ranjangnya mengambil daster lalu memakaikannya dan setelah memakai daster panjang tanpa daleman ibukku menghampiri bapak yang lagi ngambek karena nggak bisa mik. ah bapak tingkahnya macam anak kecil saja, masyak cuma gara gara nggak bisa mik ngambek.
" Bapak sayang kok ngambek sih, kan ibuk mau masak pak, ntar bapak bisa mik lagi kan " Ucap ibuk penuh kelembutan sambil mengelus ngelus rambut memperlakukan bapak selayaknya anak kecil dan aku yang melihatnya cuma geleng geleng kepala.
" Bentar saja buuuk " Rengek bapak seperti bocah. ah bisa bisa gila aku melihat tingkah laku bapak dan ibukku. Namun aku belum beranjak dari tempatku dan membuatku lupa tuk memgantar mas Dar.
" Ya udah sebentar saja ya pak " Ucap ibuk sambil membuka kancing dasternya dan kini mencuatlah payudara ibuk. lalu ibuk mengarahkan susunya kemulut bapak dan kini susu ibuk sudah berada kedalam mulut bapak. Kulihat bapak tengah menghisap susu ibuk bergantian.
" Buk.. bapak pengen ngentu buk " Ucap bapak yang tak lagi menetek.
" Tadi mintanya cuma mik, kok malah minta ngewek sih pak " Ucap ibuk sambil memasukan susunya ke dalam daster.
" Bapak pengen buk, lagian tadi malam bapak tak dapat jatah buk " Ucap bapak. heh jadi tadi malam bapak nggak ngentu ibuk dong.
" Memek ibuk masih terasa ngilu pak, jadi dikocok saja ya pak " Ucap ibuk dan aku yang mendengarnya jadi kaget. kalo tempek ibuk masih terasa ngilu berarti kontolku terlalu besar dong buat tempek ibuk. pantes tadi malam aku kesusahan memasukan kontolku ketempek ibuk dan pas sudah masuk kontolku terasa sesak terjepit gitu.
" Ya sudah dikocok juga gapapa buk " Ucap bapak sambil melepas celana sekaligus cdnya dan kini kontol mungil bapak terangguk bebas.
" ah ah enak buk, buk apa kontolnya Wawan gedhe buk, kalo dibanding sama bapak gedhean mana buk, jujur saja buk, bapak nggak marah kok " Ucap bapak sambil melenguh ketika ibuk sudah mengocok penis mungil bapak.
" Ya sudah ibuk jawab, punya Wawan sangat gedhe juga panjang pak, dibanding sama punya bapak ya jauhlah pak " Ucap ibuk. Dan aku yang mendengar ucapan ibuk jadi bangga, dan aku senang atas pengakuan ibuk kalo kontolku besar juga panjang.
" Ibuk keenakan dong " Jawab ucap bapak.
" Iya pak, ibuk keenakan, bahkan ibuk merasakan kenikmatan dan kenikmatan itu belum pernah ibuk rasakan sama bapak, maaf pak jika kata kata ibuk menyakiti bapak " Ucap ibuk yang masih mengocok penis mungil bapak.
" Bapak tak merasa tersakiti kok buk, oh ya buk apa ibuk merasa puas dikentu sama Wawan uuuh enak buk kocok terus buk ahhhh " Ucap bapak sambil mendesah desah.
" Jujur ya pak ibuk terasa sangat puas, bahkan ibuk ingin diewek lagi sama Wawan " Ucap ibuk dan aku yang mendengarnya tersenyum bangga.
" Ya minta lah buk.. buuuk bapak keluaaar " Teriak bapak dan cret cret pejuh bapak pun keluar dan kulihat pejuh bapak hanya keluar sedikit dan itu juga terlihat encer.
" Ibuk malu pak kalo disuruh minta ke Wawan, lagian itu anak bisa bisa ngelunjak ke ibuk kalo ibuk yang minta duluan " Ucap ibuk sambil mengelap sperma bapak yang tercecer dilantai pake cdnya bapak.
" hah hah hah. buk bapak malah suka lo kalo Wawan berani ngelunjak ke ibuk " Ucap bapak disela nafasnya yang terengah rengah.
" Bapak ngomong apa barusan hah, sekali lagi ibuk dengar bapak ngomong gitu lagi ibuk nggak mau menyusui bapak lagi dan bahkan ibuk tak mau melayani bapak, bapak paham " Ucap ibuk marah marah ke bapak. mulai galaknya ibuk kambuh.
" Maaf buk, bapak tak bilang lagi, jangan marah marah ke bapak ya buk " Ucap bapak ketakutan.
" Iya ibuk maafkan, tapi ingat sekali lagi bapak ngomong gitu lagi nggak bakal ibuk maafin, dan bapak selamanya ibuk larang tidur disini, paham pak " Ucap ibuk kini tak terdengar judes, mungkin kasihan ke bapak yang terlihat sangat ketakutan.
" Ya bapak paham , tapi ibuk nggak selingkuh sama tetangga kan " Ucap bapak.
" Kok bapak nuduh ibuk sih pak, pak gini gini ibuk setia sama bapak, nurut sama bapak, patuh sama bapak, kok bapak bisa bisanya nuduh ibuk selingkuh sih pak, kepikiran aja nggak kok mau selingkuh to pak pak " Ucap ibuk tapi tak terlihat emosi maupun marah marah lagi.
" Syukur deh kalo ibuk nggak selingkuh " Ucap bapak.
" Ya sudah ibuk mau masak " Ucap ibuk sambil melangkah dan aku pun yang sedari tadi menguping langsung kabur takut ketauan, kalo sampe ketauan pasti deh ibuk ngomel ngomel lagi. Dan saat ini aku sudah keluar rumah dan menuju kerumah mas Dar yang berjarak 6 rumah dari rumahku. Uaduh sudah jam 4:45 menit, wah terlambat 15 menit, mudah mudahan mas Dar nggak merasa kecewa akan keterlambatanku buat mengantarnya dan semoga saja belum ada yang ngantar, kalo sudah ada yang ngantar aku merasa nggak enak sama istrinya mas Dar.
" Tok tok tok kulo nuwun " Ucapku sambil mengetuk pintu rumah mas Dar. ya kini aku sudah didepan pintu rumah mas Dar. setelah menunggu beberapa menit terbukalah pintu rumah mas Dar dan kulihat mas Dar yang membuka pintu dan kulihat mas Dar belum siap siap dan terlihat kayak baru bangun. uaduh apa gara gara aku terlambat buat nganter trus mas Dar nggak jadi berangkat. bisa berabe nih.
" Eh mas Dar kok belum siap siap " Ucapku pelan.
" Siap siap, eh Wawan wawan, bukan sekarang ya tapi ntar sore " Ucap mas Dar. uaduh salah denger nih aku.
" Lo bukan sekarang to " Ucapku rada jengkel gara gara salah info aku harus bangun pagi pagi.
" Bukanlah, salah info kamu Wan " Ucap mas Dar.
" Maaf lo Wan dah buat kamu repot " Ucap mas Dar lagi dan kulihat istri mas Dar juga baru bangun tidur. wow istri mas Dar make celana super pendek, kira kira panjangnya cuma 10 cm dari selangkangannya dan tentunya celana istri mas Dar yang bernama mbak Sarah itu sangat ketat sampe sampe tempeknya terlihat ngeplat dicelananya namun cuma sekilas sih aku lihatnya karena mbak Sarah tadi lagi jalan dari kamar dan menuju kekamar mandi. tapi aku merasa heran kok mbak Sarah nggak terlihat malu make celana super pendek padahal mbak Sarah tau kalo ada mertunya, lebih lebih tadi kulihat berpas pasan gitu dan anehnya mbak Sarah terlihat biasa biasa saja saat dipelototi sama mertua laki lakinya itu. apa jangan jangan.
" Wan wan " Panggil mas Dar.
" Eh i i ya ga gapapa mas Dar " Ucapku gelalapan dan kaget. tentu lah kaget saat asik asik lihat pemandangan wow dipanggil panggil gitu.
" Lihat apa sih kok sampe bingung gitu " Ucap mas Dar sambil menengok kebelakang, tentunya mas Dar nggak lihat istrinya yang penampilannya membuat aku sampe terpana.
" Nggak liat apa apa kok mas Dar " Ucapku berbohong, tentunya aku berbohong kalo jujur bisa bisa mas Dar marah ke istrinya gara gara cuma make celana pendek ketat dan tank top.
" Oh ya mas Dar, ntar sore minta diantar nggak " Ucapku menawar kan diri.
" Maaf ya Wan bukannya mas menolak, hanya saja mas udah ada yang nganter, maaf lo Wan " Ucap mas Dar.
" Biasa kali mas nggak usah merasa sa bersalah gitu, ya udah Wawan balik ya " Ucapku.
" Oh ya Wan, sekali lagi maafin mas ya " Ucap mas Dar.
" Oke " Jawabku sambil melangkah pulang.
Tak pake lama aku dah nyampe rumah, kulihat bapak kini lagi nyante nyante di emperan rumah sambil duduk lesehan di lincak ( dipan yang terbuat dari bambu ) tentunya sambil ngerokok dan ngopi.
" Jadi nganter mas Dar Wan " Ucap bapak ketika aku sudah duduk didekatnya.
" Nggak jadi pak, salah info, seharusnya ntar sore bukan pagi ini " Ucapku.
" Oh gitu " Ucap bapak singkat setelah itu menghisap rokok dalam dalam lalu menghembuskan ke udara.
" pak minta rokoknya ya " Ucapku dan kulihat rokok bapak bermerk angka terbalik, kata orang rokok dukun tapi punya bapak yang filter.
" ya ambilah Wan " Ucap bapak sambil menyeruput kopinya.
Lalu aku mengambil sebatang dan menyulutnya. Soal aku ngrokok bapak memang tak melarang, bahkan sewaktu aku masih disekolah pun bapak nggak ngelarang asal nggak sering sering gitu, Lain sama ibuk, kalo ibuk langsung ngomel ngomel bila aku ketauan ngrokok sama ibuk. Tapi itu dulu sewaktu masih sekolah tapi klo sekarang mah bebas asal nggak nyepur aja.
Lagi asik asik ngrokok tiba tiba aku melihat ibuk keluar dari dalam sambil membawa gorengan. Wah mantab nih pagi pagi ngrokok sambil ngemil, tapi kok ada yang kurang ya klo belum ngopi. Iseng iseng akupun meminta ibuk bikinin kopi.
" Buuk.. Wawan bikinin kopi dong " Pintaku dan kulihat ibuk sudah mau masuk rumah setelah meletakan gorengan dilincak yang aku duduki sama bapak.
" Kamu nyuruh ibuk Wan " Jawab ibuk dengan ketus. kok ibuk masih ketus ya ke aku, salahku apa sih sebenarnya.
" Nggak nyuruh buk tapi minta " Bantahku tapi dengan nada sopan.
" Bikin sendiri jangan kayak anak kecil lagi, apa apa minta disiapin " Ucap ibuk masih dengan nada judes.
" Ya ya Wawan bikin sendiri " Ucapku mengalah, klo nggak mengalah bisa bisa aku dijudesin mulu. Semenjak kejadian tadi malam ibuk selalu ketus padaku, kenapa sih ibukku ini. apa gara gara aku ewek ya, tapi ibuk juga mau aku ewek tapi kenapa masih judes juga padahal aku sudah melakukan apa yang diinginkannya. Kalo begini jadinya aku jadi males tuk ngewek ibuk, meskipun dipaksa ama bapak sekalipun aku nggak sudi ngewek ibuk, Lagian lagi ngewek kok nggak boleh pegang pegang apa enaknya coba, mana lampu dimatikan lagi jadi nggak bisa liat tubuh ibuk. Ya aku akui aku punya hasrat tuk ngewek ibuk, bahkan sudah dari sma aku berhasrat tuk bisa ngewek ibukku, dan aku akui juga aku selalu ngaceng saat melihat ibuk meskipun ibuk dalam kesehariannya selalu berpakean sopan tak mengumbar umbar aurotnya nggak seperti ibuk ibuk yang lain, Dan selama ini aku tak pernah melihat ibuk pake rok pendek selalu pake rok panjang dan baju maupun kaos yang dipake ibuk nggak ada yang ketat jadi payudara ibuk nggak terlalu ketara menonjol gitu. Dan apa yang bisa membuatku ngaceng bila melihat ibuk dan tak lain tak bukan karena ibuk masih terlihat cantik meskipun sudah tak muda lagi, dan jika aku harus memilih antara kawanku sekolah sama ibuk tentu aku lebih memilih ibuk. Mungkin aku punya penyakit aneh bisa bisa nya aku berhasrat sama ibukku sendiri, Tapi semenjak kejadian tadi malam aku jadi males ngentotin ibuk, ngentot kok diatur atur segala mana enaknya coba. Eh aku jadi inget waktu pas aku lagi menguping tadi ibuk bilang kalo dia merasa kenikmatan dan puas dientot sama aku dan ingin ku entot lagi. Ya ya baiknya aku kerjain ibuk biar sange dia, Wawan kok dilawan to buk buk, Ayo buk siapa nanti yang bakal minta duluan, Wawan apa ibuk.
" Wan Wan hei Wan " Ucap bapak sambil menggoyang goyang tubuhku, dan tentunya aku jadi tersadar dari lamunanku.
" Apa sih pak " Gerutu sebel.
" Pagi pagi ngelamun sambil senyum senyum, Ntar kesambet lo " Ucap bapak.
" Mana ada pak pagi pagi kesambet, klo malam iya " Sanggahku. Ku lihat ibuk sudah tak ada berarti dah masuk lagi kedalam rumah.
" Ya udah bapak mau ke sawah dulu Wan " Ucap bapak sambil beranjak dari duduknya.
" Pagi pagi gini mo kesawah pak, lagian baru jam 5 pak ini " Ucapku sambil melihat jam di hp androidku.
" Ya gapapa lagian bapak mau ngaliri sawah " Ucap bapak.
" Ya terserah bapak " Ucapku.
" Jangan lupa ntar ngasih makan sapi sama ayam ayam yo Wan " Ucap bapak sambil berjalan masuk rumah.
" Nggeh pak " Jawabku. Ya beginilah keseharianku dipagi hari, ngasih makan 3 sapi sama ayam ayam yang lumayan banyak, dan itu saja sih tugasku. meskipun punya sapi 3 tapi bapak tak pernah menyuruhku nyari pakan sapi, jangankan nyari pakan sapi nyuruh aku kesawah aja nggak pernah dan oh ya bapak juga punya sawah sendiri lumayan luas sawahnya bapak. Setelah habis 2 batang rokok akupun menuju kekandang ayam, setelah selesai ngasih makan ayam lalu aku menuju kedapur, sesampenya didapur kulihat ibuk lagi nggoreng Lele, Lalu kudekati ibuk tapi bukan mau ngapain ngapain ibuk, aku hanya ingin bikin kopi ya tentunya harus ngrebus air dulu biar mendidih, Selama nunggu air mendidih aku hanya diam saja tanpa mengajak ibuk ngobrol, males aja gitu ntar aku judesin lagi mending diam saja toh aku juga mau ngerjain ibuk ya dengan mendiamkan ibuk gitu.
Setelah air mendidih aku seduh kopiku, setelah itu aku menuju keruang tv tapi sebelum nya aku lihat ibuk terlihat bingung gitu akan sikapku yang mendiamkannya. Mungkin ibuk merasa heran aja yang dulunya aku selalu ngajakin ngobrol eh malah sekarang aku mendiamkannya. " Gimana buk enakan didiamin sama anaknya he he he " Gumamku.
Saat ini aku sudah didepan tv, lihat acara berita dalam negeri.
Saat aku lagi serius nonton tv tiba tiba dikejutkan dengan ulah ibuk yang mematikan tv. Tadinya aku mau protes tapi aku yang berniat ingin mendiamkan ibuk kuurungkan niatku memprotes ulah ibuk tadi dan dengan diam aku beranjak ke kamarku ya tentunya mau tidur lagi.
Bangun bangun tau tau sudah pukul 12 siang, aku yang merasa lapar karena tadi pagi nggak sarapan akhirnya aku menuju kedapur, Saat aku menuju kedapur aku lihat ibuk lagi leyeh leyeh sambil nonton tv, dan kulihat ibuk juga menatapku namun aku acuh tak acuh meneruskan langkahku ke dapur. Oh ya dapur dirumahku ini lumayan luas karena ada meja makan dan 3 kursi, sering aku dan kedua orang tuaku makan bersama ya kayak orang orang tajir gitu. Setelah ngambil nasi juga lauk akupun makan, dan baru beberapa suap aku melihat ibukku mengambil piring setelah itu duduk didepanku. Aku hanya diam saja dan melanjutkan makanku, setelah selesai makan akupun beranjak dari dapur tanpa berucap 1 kata pun ke ibuk.
Kini aku sudah diruang tv, sambi leyeh leyeh kunyalakan tv, dan baru beberapa menit aku nonton tv, kulihat ibukku berjalan kearah ruang tv dan setelah sampai ibuk pun duduk didekatku ikut nonton tv. Biasanya saat aku dan ibukku lagi liat tv seperti ini kami ngobrol ngobrol gitu, dan aku yang selalu mulai ngajak ngobrol gitu ntah aku nanyak apa lalu ibuk menjawab, pokoknya aku yang mulai tapi kali ini aku acuh tak acuh tak ingin ngajak ngobrol ibuk, dan akhirnya dalam diam aku dan ibukku menikmati acara tv sampe sampe aku tertidur.
Sekitar jam 5 sore aku dibangunkan sama bapak, dan sebenarnya aku terkejut sih yang bangunin bapak, biasanya jam 3 an aku sudah dibangunin sama ibuk kalo aku lagi tidur siang, dan biasa ibuk nyuruh buat ngasih makan ayam dan juga sapi tapi kali ini malah bapak yang bangunin sampe jam lima lagi dan kulihat bapak belum mandi berarti bapak baru pulang dari sawah. Akupun bergegas ke kandang, setelah sampai kulihat ayam ayam sudah dikasih makan, hem mungkin ibuk yang ngasih makan, setelah itu aku kekandang sapi dan lagi lagi sapi sapi dah dikasih makan dan akhirnya aku pun beranjak dari kandang menuju kamar mandi dan byur akupun mandi.
Saat ini sudah pukul 8 malam, dan saat ini Aku, ibuk dan bapak tengah nonton tv dan seperti sebelumnya aku tak mengajak ibuk ngobrol, aku hanya mengajak ngobrol bapak saja tapi hanya sesekali saja karena bapak selalu ngajak ngobrol ke ibuk. Dan tiba tiba saja aku dibuat kaget akan ucapan bapak ke ibuk.
" Buk.. malam ini ibuk ngewek lagi kan sama Wawan " Ucap bapak. Kulihat ibuk juga kaget akan ucapan bapak dan kulihat ibuk beranjak dari duduknya dan melangkah menuju ke kamarnya tanpa menjawab perkataan bapak.
" Wan ikut ibukmu kekamar sana " Ucap bapak.
" Mau apa pak " Jawabku pura pura tak tau dan tentunya aku tau maksud bapak, apalagi kalo bukan untuk menghamili ibuk.
" Ya ngentu ibukmu lah biar cepat hamil " Ucap bapak.
" Males pak " Ucapku. emang aku males ngentu ibuk, ngentu kok dalam gelap gelapan enaknya apa coba.
" Kok males to Wan " Ucap bapak.
" Emang males pak " Ucapku sambil melihat tv.
" Jangan males to Wan, sana kentu ibukmu " Paksa bapak.
" Emoh pak, jangan paksa Wawan pak " Ucapku. sebenarnya aku mau mengadu ke bapak soal ibuk yang nggak mau aku grepe grepe tapi kuurung niatku, toh percuma mengadu ke bapak lawong bapak aja takut klo ibuk marah.
" Kamu kenapa to Wan, tadi malem mau tapi sekarang nggak mau " Ucap bapak.
" Ya ya Wawan mau tapi ntar aja, bolanya belum selesai " Ucapku mengalah biar bapak nggak maksa terus.
" Nah gitu dong Wan, bapak harap ibukmu cepat hamil " Ucap bapak dan aku tak menyahut ucapan bapak.
Sudah 20 menit semenjak ibuk masuk kamar dan aku masih diruang tv, sementara bapak sudah ngorok tidur diruang tv dikursi panjang, tiba tiba kulihat ibuk keluar dari kamar dan menghampiriku.
" Jadi nggak, kalo nggak ibuk mau tidur " Ucap ibuk dengan nada ketus.
" Jadi " Ucapku dan ibukpun menuju kamarnya diikuti olehku.
" Matikan lampu " Ucap ibuk yang kini sudah telentang sambil menyalakan senter, dan aku pun mematikan lampu setelah itu naik keranjang ibuk.
Kulepas celana juga cdku, lalu kuhampiri ibukku yang kini sudah mengangkangkan pahanya seperti tadi malam, tapi saat ini ibuk memakai daster panjang kalo tadi malam pake sarungnya bapak dan seperti tadi malam tanpa menyentuh daerah telarang ibuk akupun memasukan kontolku ke lubang tempek ibuk dan bles kali ini cuma 1× hentakan kontolku menyeruak masuk hingga mentog kerahim ibuk.
" Hegh aduuuuuuhh, bisa pelan nggak sih kamu Wan " Bentak ibukku, akupun cuma diam saja tak menyahut bentakan ibuk, namun tanpa memberi jeda ibuk kugenjot tempeknya dengan cepat.
" Aaaooo Wan kasar kamu Wan " Bentak ibuk lagi yang kaget karena aku menggenjotnya tempeknya secara tiba tiba dan lagi lagi aku tak mengubris bentakan ibuk, malah kini genjotan ku makin cepat saja menggempur tempek ibuk dengan brutal.
" Ampun Wan hik hik sakit Wan " Rintih ibuk sambil menangis membuatku menjadi iba, dan kini aku pelankan genjotanku ketempeknya.
" kamu kasar Wan ke ibuk, kamu perlakukan ibuk seperti lonte saja, kamu jahat Wan " Ucap ibuk dengan judesnya lagi.
" Ibuk cerewet, sudah aku pelanin ini buk, apa mau aku kasari buk " Bentakku balik. aku sangat emosi ke ibuk yang selalu judes itu makanya aku berani membentak ibuk. kini aku masih menggenjot kontolku ketempek ibuk tapi nggak kasar dan aku tak mau menyakiti ibuk.
" Berani kamu bentak ibuk, mau berani kamu sama ibukmu sendiri hah " Bentak ibuk lagi dan aku diam saja tapi aku tetap menggejot tempek ibuk ibuk tak terlalu cepat, Plok plok benturan selangkanganku beradu ke selangkangan ibuk membuatku tambah bersemangat menyodok nyodok rahim ibuk apalagi cairan ibuk makin banyak membuat sodokanku semakin lancar saja, inginku aku remas payudaranya namun kuurungkan niatku karena aku belum dapat ijin dari ibuk, Sudah beberapa menit aku menggejot tempek ibuk dan kurasakan tempek ibuk berkedut kedut menandakan ibuk mau menuju klimaksnya, dan sebelum ibuk klimaks kucabut kontolku lalu aku aku ngacir ke kamarku meninggalkan ibuk yang menahan rasa kentangnya karena tak jadi klimaks.
Kini aku sudah dikamarku, lalu aku pun mengocok kontolku yang belum sempat klimaks, dan tak lama pun spermaku muncrat dan menyembur kelantai kamarku setelah itu aku rebah dan tertidur.