Ibu lalu naik ketengah kasurku, lalu menempatkan kepalanya dibantal bekas aku tiduran tadi. Sambil terlentang dengan handuknya yang masih menutupi tubuhnya aku dengan hati-hati naik ketubuh ibu menindihnya. Untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku menindih tubuh ibuku. Rasanya membuat sekujur tubuhku merasa tegang, apalagi kontolku benar-benar tegang luar biasa tatkala aku menindih ibuku ini. Lalu aku peluk ibuku dan ibu pun memelukku seakan kami seperti bersetubuh dengan gaya misionaris. Kami saling berpandangan meskipun agak kikuk ibu mengusap pipiku dengan penuh rasa kekaguman, "kamu ternyata sudah besar ya sayang... Sudah 23 tahun ibu merawat kamu kini sudah menjadi anak yang ganteng..." Ketika ngomong itu aku malah fokus melihat mulutnya ibu, jantungku terasa berdebar-debar, kontolku menegang hebat dengan kerasnya!
Antara perasaan nafsu dan sayang kepada ibuku, perlahan dalam pikiranku aku merasa mungkin ibuku adalah jodohku. Soalnya aku merasa nyaman dan tenang hatiku ini. Meskipun aku dan ibu saling berpelukan, tapi pantatku menekan dan menggoyang kontolku diatas memeknya. "Bu, ibu gak marah kan aku tindih ibu? Arga senang meluk ibu seperti ini... Seakan aku dan ibu merasa sangat dekat"
"Ibu juga merasakan apa yang kamu rasakan sayang... Arga..?"
"Iyaa Bu.. ada apa?"
"Meskipun kamu meluk ibu dalam keadaan seperti ini, ingat! Jangan setubuhi ibu... Ibu takut dosa sayang..."
"Sebenarnya Arga ingin menyetubuhi ibu... Tapi ibu tenang saja Arga tak ingin mengecewakan ibu... Karena arga sangat menyayangi ibu.." akh! Sial. Padahal aku ingin menyetubuhinya, tapi ibu keburu sadar akan kelanjutannya.
"Syukurlah, ibu tenang sekarang..."
"Selain tidak menyetubuhi ibu apa Arga boleh melakukan yang lain terhadap ibu?"
Ibuku terdiam sejenak, matanya menatapku seakan meminta keyakinan bahwa aku takkan menjurus untuk menyetubuhinya. Tapi akhirnya ibu mengangguk dan berkata, "iyaa boleh... Tapi kalau ibu bilang jangan.... Jangan kamu teruskan yaa?"
"Baik Bu.. ibu pegang janji Arga.." aku dan ibu saling membalas senyuman pertanda menyetujui kesepakatan yang sudah disepakati bersama.
Aku yang menindih ibu disertai tanganku yang memeluknya membuat payudaranya yang besar menekan dadaku. Kucium keningnya sambil aku tekan-tekan kontolku dibalik celanaku yang tak memakai celana dalam, Aaahhhh... Terdengar suara desahan ibu keluar dari mulutnya. Aku seperti sedang memacu kontolku menekan memek ibu sehingga membuat mulut ibu menganga, terlihat olehku air liurnya yang membalut lidahnya sudah mengental. Ternyata tindakanku ini telah membangkitkan birahi ibuku yang terpendam bertahun-tahun.
Karena saking nafsunya sama ibuku, aku berusaha memberanikan diri untuk mencium bibirnya, awalnya ibu merapatkan bibirnya. Tapi aku melalui isyarat mataku ku pandangi mata ibu, rupanya ibu menangkap isyaratku. Lama-lama mulut ibu terbuka juga lalu membalas ciumanku. Kedua kaki ibu secara reflek merangkul pantatku dan pastinya vagina ibu menghadap keatas merekah seperti bunga karnivora yang siap menerkam mangsanya. kontolku masih tegang dibalik celana kolorku, tapi hangatnya vagina ibuku tetap kurasakan kehangatannya. Sensasinya begitu luar biasa sampai-sampai ibuku sendiri menekan-nekan pantatku agar kontolku menekan memeknya. Padahal ibu dan aku sudah sepakat untuk tidak bersetubuh secara total, tapi apalah mau dikata ibuku seakan melupakannya. Aku tahu kami berdua sama-sama sudah tidak sabar ingin memasuki dan dimasuki oleh alat kelamin, tapi aku berusaha untuk tidak membuat ibu menyesal. Karena aku tahu ibuku sedang diselimuti nafsu birahinya, akal sehatnya kalah oleh nafsunya sendiri. Aku pun sama sedang sangat bernafsu sama ibuku sendiri, bisa saja aku keluarkan rudalku lalu ku gesek-gesek dibelahan memeknya. Tapi yang sedang aku tindih ini adalah ibu kandungku, suatu saat nanti aku akan memperistrinya dan jangan ada rasa penyesalan dihati ibuku karena aku sudah terlanjur menghamilinya. Suatu hari nanti aku yakin ibuku mau aku hamili jika sudah kudapatkan cintanya.
Aku dan ibuku saling membalas ciuman, lidahku dengan lidahnya saling beradu mesra, ibuku sepertinya mempercayaiku soalnya aku sama sekali tidak mengeluarkan rudalku untuk menembus memeknya.
Yang aku pikirkan benar saja terbukti, ibuku berkata kepadaku tatkala ciumanku dimulutnya ku hentikan.
"Sayang... Ibu kagum sama kamu... Padahal ibu ingin sekali kamu menyetubuhi ibu tapi kamu tetap bertahan menghormati ibu... "
"Ibu tenang saja, Arga akan selalu menjaga kontol Arga untuk tidak menembus memek ibu.. kan Arga sudah berjanji sama ibu.."
Tiba-tiba ibuku menciumiku lagi dan aku membalas ciuman ibu. Semakin lama semakin panas penuh gairah, kami berdua sampai berkeringat banyak. Aaahhhh.... Eeemmmmhhhhh.... Eeeemmmmhhh... Arrrrggaaaa... Ooohhhh..... Ibuku menekan-nekan pantatku kuat-kuat sampai kontolku merasa ada sesuatu yang basah yang berasal dari memek ibuku. "Sayang... Ibu kelluar barusan sayang... Enak banget...! Baru kali ini ibu merasakan kenikmatan yang luar biasa ini... Padahal hanya digesek doang tapi sungguh enak sekali sayang..."
"Aku ikut senang ibu mencapai orgasme... Tapi Arga belum keluar lho Bu.."
"Gimana kalau ibu kocokin penis kamu sayang, ibu merasa gak enak jika ibu sudah mencapai orgasme tapi kamu belum keluar.."
"Boleh Bu, apa ibu gak merasa jijik megang kontol Arga Bu? Soalnya ibu kan belum pernah megang kontol Arga?"
"Kita lihat saja nanti, apakah ibu berani atau tidak ngocokin punya kamu..." Ibu seakan menantang balik perkataanku tadi. Lalu aku pun turun dari atas tubuh ibu sehingga aku sekarang berada disampingnya. Handuk ibu sedikit tersingkap keatas dan terbuka, terlihat sekilas memek ibuku yang sepertinya sangat tembem dan tebal dari atas. Tapi dengan penuh rasa hormat terhadap ibuku, aku gunakan tangan kiriku membenarkan handuknya yang tersingkap itu sehingga menutupi bagian sensitif ibuku.
Melihat tindakanku itu, ibuku berkata sambil berpandangan, "sayang... Ibu siap memberikan kehormatan ibu sama kamu... Melihat sikapmu barusan tolong berjuanglah untuk meyakinkan ibu... Agar ibu yakin kamulah satu-satunya lelaki yang pantas untuk mendapatkan ibu..."
"Baik Bu, Arga akan berusaha untuk mendapatkan hati ibu... Arga akan bersabar menunggu ibu memberikan cinta ibu pada Arga bu"
"Ibu berharap kamu kuat menunggunya, karena hati ibu masih selalu untuk almarhum ayahmu.. ya sudah buka celana kamu duduk dipinggir ranjang biar ibu yang jongkok" ibu pun bangkit berdiri dan dibekas pantat ibu yang tiduran tadi ada lendir putih dikasur, mungkin cairan orgasmenya. Ibuku menyadari hal itu, dengan malu-malu ibu berkata lagi, "ehh.. ini cairan ibu ya sayang? Maafin ibu yaa.. kasur kamu jadi basah..."
"Gpp kok Bu, lendir ibu lebih berharga bagi Arga daripada spreinya..." Aku tersenyum kepada ibuku agar ibuku tak malu.
Kini ibuku jongkok didepanku lalu aku keluarkan kontolku dari persembunyiannya, melihat kontolku yang begitu besar membuat mata ibu terbelalak melihatnya.
"Astaghfirullah Arga! gede banget kontol kamu sayang..." Di genggamnya kontolku lalu digoyang-goyangnya seperti mau mencabut kayu yang menancap ditanah.
"Gmana ibu suka gak?
"I..iya ibu suka sekali sayang... Ini lebih besar dari kepunyaan ayah kamu sayang... Wahh! Sedang mimpikah ibu sayang?"
"Tidak bu.. ini nyata, ibu sedang memegang kontol Arga. Dikulum dong Bu.." meskipun agak ragu dan takut di kulumnya kontolku oleh ibuku. "Aaahhhh... Uuuggghhh.... Buu.. enakkk banggettt buuu...!" Ibu menjilati dan menyedot kontolku kuat sekali seakan mau cobot kontolku ini.
"Enak banget Buu Uugghhh... Baru kali ini kontol Arga disedot ibu.... Ibu gak jijik?" Ibu melepaskan kulumannya tapi masih digenggam kontolku.
"Kamu putra ibu nak, lahir dari rahim ibu. Mana mungkin ibu jijik..." Ibu lalu melanjutkannya lagi menaik turunkan kepalanya, aku pun memegang kedua pundak ibu sambil memijitinya.
20 menit kemudian aku merasa ada suatu tekanan yang kuat dari dalam tubuhku yang ingin keluar, rasa itu berkumpul dipangkal kontolku seakan mau lepas dari dalam tubuhku.
"Bu aku mau keluar... Ahhh.... " Kontolku semakin membesar dimulut ibu, sebentar lagi aku akan ejakulasi tapi ibu tidak melepaskan kulumannya. Akhirnya aku tak bisa menahan lagi, semburan demi semburan begitu kuat memancar dari ujung kontolku muncrat dimulut ibu.
Ibuku diam sambil membiarkan kontolku menyemburkan isinya, "Aaahhhh.... Aaaahhhh ... Ibuuu... Maaafff enakk banget buuu.... Aaaahhh....!" Aku meracau karena saking nikmatnya di sedot ibu, ibu lalu melepaskan kontolku dari mulutnya, ku lihat mulut ibu penuh dengan spermaku sampai meluber ke dagunya menetes ke lantai. Aku pun jongkok lalu membersihkan mulut ibu dengan ciumanku, spermaku aku telan kembali olehku dimulut ibu, kami pun saling berciuman dan ku lihat ibu pun menelan spermaku. Kami saling berpandangan lama sambil melihat kecantikan ibuku. Rasa-rasanya aku sangat mencintai ibuku sendiri, bagaimana tidak?! Dia menelan spermaku tanpa rasa jijik sedikitpun, aku yakin ibuku adalah jodohku. Aku akan berjuang untuk mendapatkan hati ibuku, apapun yang terjadi aku akan melindungi ibuku dari pria lain yang mau merebut perhatian ibu.
"Maafkan Arga Bu, Arga sudah berbuat tak senonoh kepada ibu."
Ibu berkata, " gpp sayang, kamu jangan minta maaf... karena itu inisiatif ibu sendiri dan ibu tak merasa direndahkan dihinakan atau dilecehkan. Sebagai ibu kamu, ibu tahu ini sudah diluar kewajaran sangat tabu dan terlarang. Sayang, jangan bilang siapa-siapa tentang kejadian ini pada siapapun ya?! Apalagi sama temanmu"
"Baik Bu, akan Arga jaga rahasia ini demi ibu.. "
"Sudah, ibu mau ke kamar dulu, mau pake baju.."
Sebelum ibu meninggalkan kamarku, aku berkata ke ibu, "ibu.. makasih yaa..." Ibuku menoleh kepadaku lalu tersenyum manis, "iyaa sayang,, segera tidur yaa... Ingat! Besok pagi dicuci itunya ya?!" Aku mengangguk ke ibuku sambil tersenyum karena aku tahu maksudnya.
Setelah ibuku pergi, lalu menutup pintu kamarku, akupun rebahan dikasurku. Sambil menatap langit-langit kamar tidur kugenggam kontolku, malam ini sungguh aku seperti mimpi saja menindih dan menciumi ibuku sendiri dalam keadaan ibu setengah bugil. Bisa saja tadi aku menyetubuhi ibuku, tapi jika birahi ibuku sudah hilang, pasti ibu akan menyesal telah aku setubuhi.
Bagaimana rasanya memek ibuku? Aku pun belum tahu. Pelan tapi pasti, akan ada suatu hari nanti aku akan menyetubuhinya. Ahh! Ngantuk sekali rasanya, sambil memeluk guling aku pejamkan mataku.