Tak terasa sudah 9 hari aku dan ibuku memadu kasih saling beradu alat kelamin, terkadang sehari ada dua kali aku melakukan persetubuhan dengan ibuku.
Untuk pertama kalinya aku menyetubuhi ibuku sendiri hingga terus berlanjut sampai sekarang, ibu yang seharusnya kuperlakukan dengan baik malah ku nodai dirinya. Apa aku sudah melakukan kesalahan? Apa perbuatanku ini menyakiti ibuku? Semua rasa itu berkecamuk didalam hatiku. Tapi semenjak ibuku ku setubuhi secara total, ibuku terlihat lebih bahagia dan manja. Terpancar dari rona wajahnya yang chubby dan putih itu kepuasan, gairah hidup juga pandangan ibu dalam melihat masa depan begitu optimis ketika ku setubuhi dirinya.
Matahari pagi bersinar terang memancarkan sinarnya, kurasakan kehangatannya menyentuh kulitku. Aku duduk dibelakang warung sambil memandang tebing yang sedikit berkabut dengan suhu udara yang sangat dingin, sesekali angin berhembus menerpa wajahku. Lalu datanglah ibu dengan rambutnya yang basah masih meneteskan air diujung rambutnya. Tampak wajah ibu putih berseri-seri memancarkan aura kebahagiaan, sampai aku rasakan dari tatapan matanya, ibu sangat mencintaiku. Ibuku duduk disampingku memeluk erat tanganku dan mencium pipiku seperti anak ABG yang sedang dimabuk cinta.
"Arga sayang, ibu bahagia sekali dihari yang cerah ini lalu memandang wajahmu. Rasanya ibu seperti mendapatkan harapan dan masa depan tatkala ibu berada didekatmu.." ibu menyenderkan kepalanya dibahuku.
"Pagi ini Arga juga merasa senang dan bahagia ada ibu disisiku, Arga ketika melihat ibu seakan melihat masa depan Arga ada dirahim ibu. Ibu yakin membiarkan sperma Arga membuahi sel telur ibu?"
"Sayang, tak ada yang lebih membahagiakan bagi ibu saat ini selain hamil dari anak ibu sendiri. Ibu sangat mengharapkan didalam rahim ini tumbuh anakmu, anak kita sayang. Ibu rela mengandung anakmu karena ibu sangat mencintaimu, juga ibu meyakini bahwa kamulah satu-satunya masa depan ibu."
"Arga merasa tersanjung Bu... ibu mau Arga hamili. Ibu tenang saja karena Arga pasti akan bertanggung jawab. Selama ini memang Arga berkeinginan untuk menghamili ibu, tapi Arga belum mendapatkan kepercayaan dari ibu. Sekarang Arga senang sekali akhirnya harapan Arga cita-cita Arga selama ini terkabul juga menghamili ibu..."
Aku dan ibu saling tersenyum dan tertawa dibelakang warung, iseng-iseng aku raba aku remas memeknya dari luar celana tidurnya Aww!! Ibuku kaget ketika memeknya aku remas dan aku colok dengan jari tengahku. Padahal memakai celana tidur dan kancutnya yang berwarna putih, tapi jari tengahku sampai masuk setengahnya, "buseett ibu! Memek ibu gede banget sihh!!" Sambil aku cubit bibir memeknya yang tembem lalu aku goyang-goyang.
"Ihh.. Arga mah nakal memek ibu dicubit... Jangan dicolok dong nanti ibu bisa sange lho.." ibuku manyun manja lalu tersenyum memeluk tanganku lagi.
"Abisnya ibu itu ngegemesin...! Soalnya memek ibu tembem banget.. Arga suka..!" Kataku masih sambil ku masukan setengah jari tengahku sambil kucubit kedua bibir memeknya lalu ku goyang-goyang.
"Arga.. Arga.., sebenarnya kamu itu selalu bikin ibu bahagia sayang. Dulu ibu pernah kepikiran ingin dientot kamu lho.. tapi ibu takut dosa dan selalu ingat almarhum ayahmu..."
"Terus kenapa sekarang ibu malah mau sama Arga dientot Bu? Bukankah sama saja berdosa?"
"Soalnya ibu menaruh semua harapan ibu sama kamu sayang, ibu percaya kamu bisa mengemban tanggung jawab menjaga ibu, merhatikan ibu, menyayangi ibu. Untuk itulah sekarang ibu mau dientot kamu sayang.."
"Seandainya dulu kita bersetubuh Bu, tentu sekarang kita sudah punya anak.. seandainya saja ibu dulu yakin sama Arga tentu ibu akan mendapati Arga seorang yang bertanggung jawab.."
"Ibu juga merasa menyesal sayang... Kenapa gak dari dulu ibu percaya bahwa kamulah lelaki yang pantas menggantikan posisi ayah kamu sebagai suami ibu.."
"Yang dulu biarlah berlalu Bu, sekarang kita jalani saja sisa hidup kita ini sampai ajal menjemput. Aku akan selalu bersama ibu dan takkan meninggalkan ibu selamanya.. percayalah.."
"Iyaa sayang ibu percaya sama kamu..."
"Oiya Bu, ibu yakin takkan menggunakan pil KB? Nanti hamil lho?" Kataku meyakinkan ibuku apakah beliau benar ingin hamil anakku.
"Kamu masih saja nanyain ibu tentang masalah itu.. tentu saja ibu mau hamil dari benih kamu... Kamu itu lebih layak mengisi rahim ibu daripada orang lain Arga.. apa kamu mau ibu dihamili lelaki lain?"
"Ihh jangan dong!.. Arga gak rela memek ibu dimasukin kontol selain kontol Arga buu.. tadi aku cman ngetes aja, apa ibu benar-benar ingin hamil dari benih Arga? Makanya Arga ingin tahu aja sebelum ibu berubah pikiran. Maafin Arga ya Bu.. memek ibu hanya untuk Arga, rahim ibu hanya Arga yang boleh mengisinya dan ibu hanya untuk Arga seutuhnya.." kupeluk ibuku, kurasakan payudaranya yang besar menekan dadaku.
"Iyaa ibu maafin kamu, ibu juga tadi gak serius kok. Ibu mah gak mau dihamili laki-laki lain selain kamu sayang. Sayang-.... Hoeekk.. Hoeekk...!" Belum ibu melanjutkan ngomongnya ibuku mual-mual dan seperti terlihat ingin muntah. Aku dengan sigap mengusap-usap punggung ibu lalu aku suruh ibuku minum.
"Kenapa Bu?... Ibu kenapa kok mual-mual Bu? Ibu sakit?" Kataku sedikit panik.
"Gpp sayang... Ibu baik-baik saja... Sayang... Sepertinya ibu hamil... Anter ibu ke puskesmas yuk?"
"Apa ?! Ibu hamil Bu?!... Seriusan Bu?!!"
"Iyaa kayaknya... Untuk itulah kita ke puskesmas yaa? Anterin periksa ibu.. supaya mastiin hamil atau nggaknya.."
"Baik Bu.. sekarang kita berangkat ya..." Mendengar ibuku katanya hamil aku sangat senang sekali, tapi aku harus mastiin ibuku ke puskesmas.
Setelah menutup warung, aku dan ibuku langsung pergi ke kota yang jaraknya lumayan jauh. Sebenarnya ada puskesmas yang dekat tapi sepertinya aku dan ibu tahu, jika ibu ngecek gejala tersebut ke puskesmas terdekat, lalu ternyata hamil, bisa menjadi aib bagi warga sekitaran warung dan bisa saja aku juga ibuku dikucilkan atau diusir dari tempatku tinggal. Terlebih lagi bidan-bidan yang disitu dikenal oleh warga setempat. Jika aib ini bocor bisa bahaya. Untuk itulah kita berdua berangkat menuju puskesmas yang agak jauh dikota.
Dengan mengendarai motor Supra X aku dan ibuku pergi kekota melewati jalan beraspal yang kanan kirinya hutan lalu beberapa puluh meter berjejer warung-warung kecil.
Akhirnya tak butuh waktu lama sampai juga aku dan ibu menemukan puskesmas yang saya rasa aman, takkan ada warga ditempat tinggalku mengetahui kabar jika saja ibuku hamil.
Setelah mendaftar dan menunggu sekitar 7 menitan ada suara menyebut nomor antrian yang sedang ibuku pegang. Lalu aku dan ibu masuk ruangan kecil yang disamping kiriku ada kasur dengan karpet kulit warna hitam dan didepanku ada seorang wanita ber-jas putih yang memakai stetoskop dikalungkan dipundaknya, ternyata beliau adalah dokternya.
Dokter, " silahkan duduk pak bu... selamat siang bapak ibu.. ada yang bisa kami bantu?"
Ibu, "ini Bu dokter saya mau meriksa kandungan... Apakah saya sedang hamil atau nggak... Soalnya saya mual-mual dan terasa enek banget bu ..."
Dokter, "baik ibu.. kalau boleh saya tahu disamping ibu suaminya ya?"
Aku dan ibuku saling berpandangan
Ibu, "Iyaa Bu dokter dia suami saya... Saya seorang janda Kami baru menikah.."
Dokter, "ohh pantesan Bu suaminya masih muda dan gagah... Kirain saya maaf dengan siapa pak?"
Saya, "Arga Bu dokter..."
Dokter, "pak Arga maaf, kirain bapak ini putranya soalnya kayak ada mirip-miripnya sama istri bapak... Maafkan saya ya pak Arga.."
Saya, "O,.. gpp Bu dokter... Mungkin namanya juga jodoh Bu ... Jadi terlihat mirip..." Kataku sambil tersenyum.
Bu dokter pun tersenyum lalu berkata kepada ibuku, "baik dengan ibu Aminah ya? Silahkan Bu naik ke kasur biar bisa saya periksa dulu..."
Ibuku akhirnya diperiksa oleh Bu dokter itu, 10 menit kemudian barulah Bu dokter sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa yang kita harapkan terjadi juga.
Bu dokter, "Bu Aminah dan pak Arga.. selamat ya ternyata Bu Aminah positif hamil..."
Aku dan ibu, "Alhamdulillah... Akhirnya... Makasih Bu dokter...."
Setelah diperiksa oleh Bu dokter kita berdua pamit pulang, sebelum pulang ibuku ingin makan dan menikmati keindahan suasana kota. Lalu saya pun mencari warteg untuk mengisi perut yang kosong dan mengajak ibuku keliling kota.
Tak terasa hari sudah mulai malam, waktu begitu cepat padahal perasaan hanya sebentar saja.
Aku, "wah! Bu kita kemalaman nih.."
Ibuku, "iyaa sayang.. ayo kita pulang"
Dengan mengendarai motor Supra X aku mulai menyusuri jalan beraspal melewati warung-warung kecil yang menjual buah-buahan, lalu tiba-tiba ketika melewati tempat yang sepi aku merasa motorku bermasalah, aku berhenti sebentar turun dari motor lalu aku tekan ban belakang... Ternyata bocor. Kalau begini percuma motorku tak bisa lagi ditumpangi.
Ibu, "kenapa motornya sayang..??"
Aku, "maaf Bu, bannya kempes..."
Ibu, "terus gimana sekarang?"
Aku, "kayaknya kita nunggu bantuan lewat Bu.. sambil dorong motor... Ibu jalan didepan aja... Arga dibelakang sambil nerangin ibu pake lampu motor..."
Ibu, "Ya sudah ibu jalan didepan... Kamu yakin gak mau ibu bantuin ngedorong motor sayang?"
Aku, "gak usah Bu, Arga bisa sendiri kok.."
Akhirnya aku dan ibu berjalan kaki dijalan beraspal yang kanan kirinya banyak pepohonan. Suasana gelap hanya diterangi cahaya lampu motor dan sedikit sinar bulan purnama.
5 menit berjalan kaki di pinggir jalan sebelah kiri ada rumah kecil dari bilik bambu dengan penerangan lampu 5 Watt yang ternyata adalah sebuah bengkel tambal ban.
Aku, "Alhamdulillah... Bu ada tambal ban."
Ibu, "iyaa sayang ayo sini ibu bantu dorong..."
Aku tak menolak bantuan ibu ikut mendorong motor, setelah sampai aku lihat bapak-bapak tua yang usianya sekitar 50 tahunan menyapaku.
Bapak, "kenapa Jang? (Bahasa Sunda, kalau bahasa Indonesia 'Nak')
Aku, "ini pak ban motor saya kempes... Kayaknya bocor pak..."
Bapak, "ohh... Bapak cek dulu ya...?"
Ketika si bapak tadi ngecek ban motorku, aku melihat sekeliling bengkel ada 6 orang bapak-bapak tua yang sedang minum-minuman keras. Mereka semua melihat kearah ku, bukan! Tapi kearah ibuku. Sorot mata mereka seperti melihat mangsa yang empuk, tapi aku positif thinking saja karena wajar saja ibuku memang menarik perhatian banyak lelaki karena bodynya yang bahenol.
Ibuku ketika berangkat hanya memakai dress muslimah dan memakai kerudung, meskipun memakai dress yang longgar tetep saja pantat atau bokongnya itu seakan tak sanggup menutup auratnya, sehingga pantatnya yang bahenol mirip Kim Kardashian itu menonjol dibalik dress-nya itu.
Ibu memeluk tanganku erat karena mungkin merasa takut pada bapak-bapak tua itu. Lebih parahnya si bapak tua tukang bengkel pun melirik terus ke arah pantat ibuku. Aku baru sadar ternyata tukang bengkelnya pun tercium bau alkohol yang menyengat hidung.
Salah satu diantara mereka pergi ke seberang jalan kulihat sedang kencing sambil melirik kanan kiri lalu melihatku. Tapi aku juga pura-pura seolah tak melihat dia sedang buang air kencing, lalu mataku fokus lagi melihat si bapak tukang tambal ban melihat caranya bekerja.
Tiba-tiba BUKKK..!!! Penglihatanku gelap tak sadarkan diri seperti ada yang memukul kepalaku dari belakang. Entah berapa lama aku pingsan, ketika antara sadar dan tak sadar sekilas aku mendengar suara minta tolong "Arrgaaaa... Tollooonnngg..!! Eemmmm... Eeemmmmm...!!!" Suara itu mirip suara ibuku. Hahh?!! Ibu?!! Aku berusaha membuka mataku meskipun terasa buram kulihat didepan mataku ada banyak lelaki sedang telanjang bulat dengan seorang wanita dibawahnya.
Aku berusaha mengedip-ngedipkan mataku agar pandanganku terlihat jelas, ketika penglihatanku kembali normal. Mataku terbelalak melihat ibuku sedang diperkosa oleh 7 lelaki tua yang tadi sedang mabuk-mabukan itu. Aku dengan sekuat tenaga berontak ingin menolong ibuku, tapi mulutku disumpal kain seperti bekas lap motor yang penuh dengan minyak oli. Tangan dan kakiku diikat ditiang rumah bilik.
Aku ingin berteriak tapi tak bisa, berontak pun ikatannya sangat kuat sampai membuat tanganku lecet. Ibuku akhirnya melihatku ketika aku sudah sadar, sambil mengucurkan air mata dia berkata, "arrgaaa tolonggg ibbuu.. eemmmmmm...!!" Salah satu lelaki tua itu memaksakan kontolnya yang besar itu menjejal mulut ibuku dengan kontolnya, satunya lagi menghisap payudara ibuku, tapi yang membuat aku sangat shock si bapak tua yang menambal bantu sedang menjilati memek ibuku.
"Buseeettt ini memek enak banget anjiiinnggg...!! Tembem banget brow..!!" Kata si bapak tukang bengkel itu.
"Payudaranya juga montok cuyy... Bini gua juga kalah sama yang ini...!!"
"Cepetan barja entot gua udah gak tahan nihh!! Pengen ngentot wanita gendut..!"
"Iyaa... Iyaaa...!! Sabar nanti juga kebagian ngentot nihh memek tembem!" Kata si bapak tukang bengkel.
Si bapak itu melebarkan kedua kaki ibuku, dengan kontolnya yang besar dia dengan sekali sodok amblas ditelan memek ibuku "Uuggghh!!! Oohhhh... Buseeett nihh ibu-ibu enak banget cuk memeknya!!... Menggigit banget...!!!" Si bapak itu melenguh sambil memegang kedua lutut ibuku mempertahankan kedua kaki ibuku agar tetap mengangkang.
Aku tak bisa berbuat apa-apa, ku lihat sekeliling ternyata ini didalam rumah bilik. Ku lihat ibuku sedang disetubuhi lelaki biadab itu! Perasaan marah! Emosi! Menjadi satu dalam diriku. Kalau saja ikatan ini lepas, aku bersumpah akan aku bantai mereka sampai babak belur yang telah membuat ibuku menangis.
Dalam keadaan seperti ini aku hanya bisa menyaksikan ibuku disetubuhi mereka, mulut ibuku dimasuki kontol, kedua tangannya dipaksa memegang kontol juga, apalagi memek ibuku sedang digenjot si bapak tua Bangka itu. Beberapa kali dia menggenjot si bapak itu melenguh menekan sedalam-dalamnya kontolnya dan mendiamkannya sambil mengerang melepaskan sperma haram kedalam memek ibuku. Setelah itu dia mencabut kontolnya lalu terduduk lemas, kini giliran lelaki yang satunya lagi memaksa ibuku untuk nungging, dengan kontolnya yang besar berurat itu diarahkannya kontol dia kearah lobang anus ibuku. Sempat aku lihat beberapa kali kontolnya terpeleset kesamping, "buseetttt... Ini lobang anus sempit amat brow...!" Kata lelaki yang sedang berusaha memasukan kontolnya yang besar itu memaksa masuk lobang anus ibuku.
"Cepetan! Gua juga mau udah gak tahan nih.. akhh..! " Kata yang lain.
Beberapa kali tekanan akhirnya masuk juga kontolnya mendobrak pertahanan lobang anus ibuku. "Aaaaaammmmmmm....!!!! " Ibuku berteriak tapi langsung disumpal mulut ibuku yang menganga itu dengan kontol yang besar dari salah satu lelaki tua itu.
Aku sebenarnya tak sanggup melihat penderitaan ibuku yang diperkosa 7 lelaki dengan kejam tanpa perasaan. Deraian air mata menetes di pipi ibuku, muncratan sperma membasahi tubuh, anus juga mulut ibuku.
Disaat seperti itulah aku ingat Tuhan, "tuhan... Tolong kami... Tolong ibuku..." Dalam hatiku menangis tak sanggup menahan penderitaan ini.
Aku sungguh kasihan melihat ibuku terkulai lemas tak berdaya mengimbangi permainan mereka, matanya terus mengalirkan air mata dipipinya. Beberapa kali ibu memalingkan wajahnya karena tidak mau dicium mereka, tamparan demi tamparan dilayangkan ke pipi ibuku agar diam, akhirnya ibuku terdiam juga. Disaat itulah mulut-mulut mereka menciumi ibuku secara membabi-buta sampai sembab dan merah-merah pipi dan leher ibuku.
Rupanya bisikan hatiku di kabulkan, tiba-tiba BRAAAAKKKKK...!!! pintu rumah didobrak beberapa warga sehingga membuat para lelaki tua bejat itu terkejut semua. Alhamdulillah aku terlepas dari ikatanku, tanpa memperdulikan bapak tua yang digebukin warga aku langsung memeluk ibuku sambil aku selimuti tubuhnya yang penuh dengan balutan sperma dengan kain sprei. Ibuku menangis sejadi-jadinya dipelukanku, aku hanya bisa berkata, "iyaa Bu, Arga merasakan penderitaan ibu... Maafkan Arga tak bisa melindungi ibu..." Ibuku tak menjawab, dia hanya memelukku erat ketakutan.
Kulihat ketujuh lelaki tua itu babak belur dihajar massa yang emosi dengan kelakuan bejat mereka, lalu tak berapa lama datang polisi mengamankan para pelaku itu. Setelah ibuku merasa tenang, kami dimintai keterangan terkait kasus ini. Ternyata mereka semua lelaki tua yang memperkosa ibuku adalah pengedar dan pengguna narkoba. Aku merasa senang mereka akan mendapatkan kurungan penjara yang lama.
Dengan ditemani beberapa warga kami diantar pulang pakai mobil bak polisi ketempatku tinggal, ternyata setelah sampai diwarung, aku dan ibuku jadi pusat perhatian warga setempat. Setelah tahu masalahnya banyak diantara ibu-ibu menangis memeluk ibuku, tak bisa terbayangkan bagaimana penderitaan yang dirasakan ibuku ini.
Setelah hampir tengah malam beberapa dari warga tetangga yang mengantar kami juga warga sekitar pun sedikit demi sedikit pamit pulang, tinggal beberapa ibu-ibu yang suka ngobrol diwarungku termasuk ibu selma menemani ibuku, mengelap dengan handuk yang sudah dibasahi air hangat yang ada di baskom. Ku lihat Bu Selma dibantu ibu-ibu yang lain membantu mengelap tubuh ibuku yang berlumuran semprotan sperma.
Tadinya aku disuruh menjauh jangan lihat ibuku yang sedang telanjang, tapi ibuku melarang aku pergi jauh karena takut. Akhirnya aku pun duduk menghadap ibu sambil melihat ibu Selma dan ibu yang lain mengelap tubuh ibuku.
"Ibu selma juga ibu-ibu yang lainnya... Saya mengucapkan terima kasih atas kepedulian ibu-ibu atas musibah saya... Setelah ini ibu-ibu pulang saja jangan tinggalkan warung... Biarlah Arga yang mengurus saya... Saya masih trauma... Jika ada anak saya Arga... Saya merasa tenang..." Kata ibuku kepada ibu-ibu.
Ibu selma, "baiklah Bu Aminah yang sabar yaa... Kalau begitu kami pulang dulu ..."
Ketika semua ibu-ibu sudah pada pergi pulang ke rumahnya masing-masing, ibuku memanggilku.
"Arga sayang... Kesini temani ibu.." kata ibu.
"Iyaa Bu.."
Pas aku mendekatinya, langsung aku peluk ibuku sambil menangis tak sanggup melihat penderitaan ibuku. Ibu pun menangis dipelukanku.
"Maafkan Arga bu... Arga tak bisa berbuat apa-apa ketika ibu diperkosa... Arga merasa tak berguna buat ibu.."
"Ibu tahu kamu pingsan sayang.... ketika lelaki yang pura-pura kencing itu melihat kamu lengah ... Kepala kamu dipukul balok kayu sampai tersungkur... Ibu mau berteriak tapi keburu dibekap mulut ibu... Teman-temannya menggotong ibu kedalam rumah dan kamu diikat oleh si tukang bengkel itu.. maafkan ibu sayang ... Ibu merasa terhina ... Tubuh ibu sudah di nodai lelaki lain.. " kata ibu sambil terbata-bata ngomongnya.
"Bu... Jangan berpikiran seperti itu... Arga tetap menghormati ibu sebagai ibu yang baik... Biarkan Arga ikut menanggung beban derita ibu, karena apapun yang terjadi Arga akan selalu bersama ibu..." Kataku.
"Seandainya tak ada kamu disisi ibu... Ibu tak tahu harus berbuat apa menjalani hidup tanpa kamu sayang..."
Sambil memeluk ibuku, aku berkata, "Arga sayang ibu... "
"Ibu juga sayang...."
Mungkin karena kecapean sehabis diperkosa, ibuku tidur dipelukanku dengan air mata yang sudah mengering dipipinya.